Titik tolak Retorika adalah berbicara. Berbicara adalah mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik yang dicapai melalui bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis. Kesenian berbicara baik bukan berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan kemampuan untuk berbicara secara singkat, pasat, jelas, dan mengesankan.
Retorika modern meliputi ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dengan pembuktian serta penilaian yang tepat.
Orang Cina mengatakan "Orang yang menembak banyak belum tentu seorang penembak yang baik. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai berbicara".
Keterampilan menguasai seni berbicara dapat diperoleh melalui (1) mencontoh para retor terkenal/imitatio, (2) mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika/doctrina, (3) melakukan latihan yang teratur/exertium. Di samping itu, dituntut penguasaan bahan/res dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa/verba.
Retorika memiliki hubungan dengan dialektika. Dialektika merupakan metode untuk mencari kebenaran melalui diskusi dan debat. Melalui dialektika seseorang dapat (1) mengenal dan menyelami suatu masalah/intellectio, (2) mengemukakan argumentasi/inventio, (3) menyusun jalan pikiran secara logis/dispositio. Namun, diperlukan elocutio, yakni kepandaian atau kelancaran berbicara.
"Poeta nascitur, orator fit, seorang penyair dilahirkan, tetapi seorang ahli pidato dibina". (*)