"Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar"
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang. Artikel ringkas ini, akan menukik pada empat faktor urgen saja. Barangkali
keempat poin urgen ini pernah Anda dengar atau membacanya melalui referensi
yang berbeda. Bagi saya, bagus! Saya memilih diksi urgen sebab empat poin yang akan saya perikan ini urgen,
penting, dan segera, mendesak untuk Anda sadari, pelajari, kuasai, dan
tindaki. Siklus kesadaran untuk mempelajari dan menguasai menjadi penentu siklus
tindakan. Oleh karena itu, jangan lena, terlena
dengan situasi Anda sekarang. Segera bergegas berangkat dari keberadaanmu untuk
maju!
Pengetahuan, Pelatihan, Pengalaman, dan Keterampilan
Empat poin penting yang perlu dikuasai atau dimiliki oleh siapa
saja yang hendak menjadi pemimpin, termasuk sebagai guru atau pendidik. Anda termasuk di dalamnya. Keempat
poin penting tersebut adalah pengetahuan, pelatihan, pengalaman, dan
keterampilan. Anda musti memiliki pengetahuan yang memadai.
Dan, itu Anda bisa mendapatkannya melalui membaca, menonton, mendengar, berdiskusi,
berdebat. Jauhi perilaku gosip karena
itu hanya menyita waktu Anda. Gosip ilmu pengetahuan, sangat boleh. Bentengi
diri dengan ilmu sebanyak mungkin di masa kuliah ini. Di musim ini ada banyak
sekali pelatihan yang dapat Anda hadiri. Apalagi pelatihan
online yang bertebaran di mana-mana melalaui platform digital zoom meeteng. Luangkan
waktu untuk mengikutinya sebab akan ada banyak ilmu pengetahuan yang mumpuni
yang disharekan secara gratis kepada peserta. Faktor pengalaman menjadi unik
dan khas ketika Anda mampu bersosialisasi dengan orang lain, lingkungan lain,
dan komunitas belajar lain secara elegan dan percaya diri. Pengalaman-pengalaman demikianlah
menjadi guru terbaik yang senantiasa mengingatkanmu agar berhasil dalam banyak hal. Tentang banyak
contoh, praktik, dan kiat bagaimana mengajari orang lain memulai dan berusaha. Anda harus menjadi guru yang ideal, kendati itu butuh proses. Faktor, keterampilan secara urgen menjadi pemerkaya, penyeimbang diri agar menjadi sempurna. Genapilah diri dengan
aneka keterampilan yang bisa Anda buat, niscaya kamu mampu menjadi pemimpin
yang purna.
Jika Anda Berhenti Belajar, maka Berhentilah Mengajar
Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar. Itu adagium klasik. Maknanya masih sangat relevan untuk kita. Terlebih bagimu yang masih berusia muda dan energik. Ada isyarat, jika kita tidak mampu belajar, maka berhentilah sebagai orang muda. Cintailah masa belajarmu. Sayangi rentang waktu mudamu untuk belajar.
Tentu semua pekerjaan bermula dari ketika Anda memiliki hati, maka pasti timbulah empati. Tidak sekadar simpati, namun jauh lebih dalam, masuk ke batin atau nubari.
Anda akan menjadi guru atau pendidik. Kata orang, mengajar yang paling baik atau ideal adalah memberi contoh, membagi atau menebar pengalaman bukan order teori yang banyak dan bertumpuk-tumpuk, apalagi tumpukan atau kumpulan teori orang. Ya, sejauh ada kemauan dan ikhtiar.
Mulailah dengan melakukan perenungan, pengamatan, dan riset sederhana sampai kompleks tentang obyek atau fenomena sosial kemasyarakatan. Cuplik benang merah obyek tersebut dan uji atau debatkan di depan kelas bersama teman mahasiswamu. Kemudian sandingkan dan bandingkan dengan teori. Atau kemukakan pendapatmu yang mengandung kebaruan atas fenomena obyek kajian tersebut.
Praktikkan atau implementasikan teori tersebut dalam keseharian. Cocokan semua renik temuan apakah sesuai atau tidak. Itulah esensi dan hakikat belajar yang sesungguhnya. Jika demikian, Anda, mahasiswa, masyarakat, dan siapa saja yang Anda pimpin akan terbuka otak dan cakrawala berpikirnya untuk menatap masa depannya dengan rasa percaya diri. Ayo, belajar, jangan menyerah!(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar