Halaman

Tampilkan postingan dengan label keterampilan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keterampilan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Juli 2023

4 Poin Urgen: Pengetahuan, Pelatihan, Pengalaman, dan Keterampilan


"Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar"


Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Artikel ringkas ini, akan menukik pada empat faktor urgen saja. Barangkali keempat poin urgen ini pernah Anda dengar atau membacanya melalui referensi yang berbeda. Bagi saya, bagus! Saya memilih diksi urgen sebab empat poin yang akan saya perikan ini urgen, penting, dan segera, mendesak untuk Anda sadari, pelajari, kuasai, dan tindaki. Siklus kesadaran untuk mempelajari dan menguasai menjadi penentu siklus tindakan. Oleh karena itu, jangan lena, terlena dengan situasi Anda sekarang. Segera bergegas berangkat dari keberadaanmu untuk maju! 



Pengetahuan, Pelatihan, Pengalaman, dan Keterampilan

Empat poin penting yang perlu dikuasai atau dimiliki oleh siapa saja yang hendak menjadi pemimpin, termasuk sebagai guru atau pendidik. Anda termasuk di dalamnya. Keempat poin penting tersebut adalah pengetahuan, pelatihan, pengalaman, dan keterampilan. Anda musti memiliki pengetahuan yang memadai. Dan, itu Anda bisa mendapatkannya melalui membaca, menonton, mendengar, berdiskusi, berdebat. Jauhi perilaku gosip karena itu hanya menyita waktu Anda. Gosip ilmu pengetahuan, sangat boleh. Bentengi diri dengan ilmu sebanyak mungkin di masa kuliah ini. Di musim ini ada banyak sekali pelatihan yang dapat Anda hadiri. Apalagi pelatihan online yang bertebaran di mana-mana melalaui platform digital zoom meeteng. Luangkan waktu untuk mengikutinya sebab akan ada banyak ilmu pengetahuan yang mumpuni yang disharekan secara gratis kepada peserta. Faktor pengalaman menjadi unik dan khas ketika Anda mampu bersosialisasi dengan orang lain, lingkungan lain, dan komunitas belajar lain secara elegan dan percaya diri. Pengalaman-pengalaman demikianlah menjadi guru terbaik yang senantiasa mengingatkanmu agar berhasil dalam banyak hal. Tentang banyak contoh, praktik, dan kiat bagaimana mengajari orang lain memulai dan berusaha. Anda harus menjadi guru yang ideal, kendati itu butuh proses. Faktor, keterampilan secara urgen menjadi pemerkaya, penyeimbang diri agar menjadi sempurna. Genapilah diri dengan aneka keterampilan yang bisa Anda buat, niscaya kamu mampu menjadi pemimpin yang purna.

Jika Anda Berhenti Belajar, maka Berhentilah Mengajar

Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar. Itu adagium klasik. Maknanya masih sangat relevan untuk kita. Terlebih bagimu yang masih berusia muda dan energik. Ada isyarat, jika kita tidak mampu belajar, maka berhentilah sebagai orang muda. Cintailah masa belajarmu. Sayangi rentang waktu mudamu untuk belajar. 

Tentu semua pekerjaan bermula dari ketika Anda memiliki hati, maka pasti timbulah empati. Tidak sekadar simpati, namun jauh lebih dalam, masuk ke batin atau nubari.

Anda akan menjadi guru atau pendidik. Kata orang, mengajar yang paling baik atau ideal adalah memberi contoh, membagi atau menebar pengalaman bukan order teori yang banyak dan bertumpuk-tumpuk, apalagi tumpukan atau kumpulan teori orang. Ya, sejauh ada kemauan dan ikhtiar.

Mulailah dengan melakukan perenungan, pengamatan, dan riset sederhana sampai kompleks tentang obyek atau fenomena sosial kemasyarakatan. Cuplik benang merah obyek tersebut dan uji atau debatkan di depan kelas bersama teman mahasiswamu. Kemudian sandingkan dan bandingkan dengan teori. Atau kemukakan pendapatmu yang mengandung kebaruan atas fenomena obyek kajian tersebut.

Praktikkan atau implementasikan teori tersebut dalam keseharian. Cocokan semua renik temuan apakah sesuai atau tidak. Itulah esensi dan hakikat belajar yang sesungguhnya. Jika demikian, Anda, mahasiswa, masyarakat, dan siapa saja yang Anda pimpin akan terbuka otak dan cakrawala berpikirnya untuk menatap masa depannya dengan rasa percaya diri. Ayo, belajar, jangan menyerah!(*)

Sabtu, 16 Mei 2020

KKN Universitas Flores 2016: Mendorong Mahasiswa Untuk Peduli




Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Flores (Uniflor) 2016 memberi penekanan khusus kepada mahasiswa untuk “peduli” dengan sesama, lingkungan, dan peduli dengan diri sendiri. “KKN sebenarnya hendak mengajak Anda untuk kembali ke tengah masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai medan pengabdian setelah sekian lama Anda bergumul dengan teori dan aneka konsep di bangku kuliah. Waktu inilah menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa aneka pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah Anda peroleh tersebut dapat diaktualisasikan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat”. Ajakan ini disampaikan oleh Rektor Uniflor Prof. Dr. Stephanus Djawanai, M.A., ketika membuka kegiatan KKN Uniflor 2016, Selasa, 2 Agustus 2016, di Auditorium H.J.Gadi Djou, Jalan Sam Ratulangi Ende.
Lanjut Prof. Steph paradigma ini diambil agar mahasiswa jangan sampai “terputus” dengan masyarakatnya. Mahasiswa harus kembali ke masyarakat untuk ikut serta terlibat penuh dalam memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Masayarakat, menurut Prof. Steph adalah laboratorium mini bagi mahasiswa untuk terus belajar, berkarya, kekerja keras, hidup bermasyarakat, peduli dengan orang lain, belajar jujur, disiplin, serta bertanggung jawab. Gagasan Prof Steph ini seiring dengan visi Uniflor untuk menjadikan seluruh sivitas akademiknya sebagai mediator budaya. “Mahasiswa peserta KKN ini perlu meresapi visi ini secara mendalam. Mahasiswa dituntut untuk menjadi jembatan atau penghubung antara budaya tradisional dengan budaya modern, dan tetap berpijak pada daya atau nilai-nilai kearifan lokal yang tumbuh dan hidup di tengan masyarakat. Itulah sebabnya, saya mendorong Anda untuk memiliki kepedulian dengan kehidupan di sekitar Anda”, tuturnya
Menurutnya, KKN yang mulai diluncurkan tahun 1971 di UGM Yogyakarta oleh Prof. Dr. Koesnadi Hardjasumantri melalui pengerahan tenaga mahasiswa (PTM). Misi awal inilah yang diteruskan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam program Indonesia Mengajar (IM). Sebuah program untuk membangun solidaritas dan kepedulian pendidikan bagi masayarakat Indonesia, terutama masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitya Yohanes Paulus Luciany,S.E.,M.Si., mengatakan bahwa mulai tahun 2016 ini, kegiatan Uniflor mengembangkan empat jenis kegiatan KKN, antara lain (1) KKN berbasis tematik yang sasarannya menyesuaikan dengan program dan permasalahan di desa; (2) KKN berbasis lokasi dengan konsentrasi di tiga pasar di kota Ende, yakni pasar Mbongawani, pasar Potulando, dan pasar Wolowona; (3) KKN berbasis kemitraan yang lokasinya adalah kebun misi Bhoanawa, BBK St.Konrardus Ende, dan kebun pertanian Uniflor; dan (4) KKN kemitraan antara Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sebut Yance, KKN 2016 ini akan berlangsung mulai tanggal 8 Agustus dan berakhir 16 September 2016. Jumlah peserta sebanyak 1051 orang. Dari jumlah peserta ini, sebanyak 200 orang akan melaksanakan KKN di Kecamatan Adonara Barat dan Adonara Tengah di Kabupaten Flores Timur, dan 851 lainnya akan melaksanakan KKN di Kabupaten Ende, yang tersebar di Kecamatan Detusoko, Maurole, Kelimutu, Wolowaru, dan Kecamatan Ende. (Laporan  Alexander Bala Gawen).

Jumat, 19 Oktober 2018

Wisuda, Prosesi Menggapai Keseimbangan



Hari ini, Sabtu, 20 Oktober 2018, Universitas Flores (Uniflor) mewisuda 838 orang lulusan dari 14 program studi yang berasal dari enam fakultas. Ritus akademik khas tahunan setiap lembaga perguruan tinggi tersebut perlu diberi bobot yang proporsional. Hemat saya, dari aneka bobot yang termeterai dalam selubung busana kebesaran toga, peristiwa pelantikan dan pemindahan kucir oleh rektor dari kepala bagian kiri lulusan ke bagian kanan merupakan momentum penting sekaligus menjadi simbol mengatur "keseimbangan" para lulusan.

Jika sewaktu kuliah, mahasiswa dibekali dan mengisi kepalanya (otaknya) dengan sejumlah hal yang sifatnya teoretis konseptual yang menandakan bahwa mahasiswa cenderung aktif menggunakan otak kirinya (wilayah Broca) sebagai pusat berpikir kritis melalui bahasa, logika matematika. Atau otak kiri menjadi tempat berpikir dengan penjelasan rigid, detail, dan deskriptif, maka pemindahan kucir ke bagian kanan kepala lulusan menyimbolkan sebuah model atau pendekatan berpikir berperasaan seni serentak menjadi pusat lahirnya ide-ide yang kreatif inovatif. Maka, sikap yang perlu ada pada masing-masing lulusan adalah sikap "berbeda untuk menciptakan hal baru sebagai cermin dari kreativitas diri.

Jika pada diri lulusan mesti hadir keseimbangan atau keserasian antara berpikir logis dan bertindak praktis, berkata atau berucap dengan berbuat. Dalam bahasa paedagogie Bloom, ada tiga ranah yang musti hadir secara simultan pada diri seseorang lulusan, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, lulusan tidak sekadar merayakan "hasil atau capaian hari ini, namun kegembiraan juga dirayakan dalam nostalgia romantisme "proses jatuh bangun menggapai hasil. Ini adalah pilihan sikap yang konsistensi diri untuk tidak mengabaikan yang satu dan mementingkan yang lain. (*)