Halaman

Tampilkan postingan dengan label kelimoetoe toneel club. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kelimoetoe toneel club. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Mei 2023

Naskah Drama Sukarno


Dua dari 12 naskah tonil (sandiwara) yang ditulis Sukarno ketika menjalani masa pembuangan di Ende. Dokter Syaitan pernah dipentaskan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores di ruang siar RRI Ende dengan dua pelaku lain, yaitu Prof. Dr. Stephanus Djawanai, Ph.D., dan Taufik Kiemas. Keduanya sudah dipanggil pulang keharibaan Tuhan Pencipta pemilik kehidupan. Kiranya mereka damai di surga.

Naskah tonil Rahasia Kelimutu juga pernah dipentaskan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores (Uniflor) tahun 2013 di Auditorium H.J. Gadi Djou Ende, di hadapan tamu dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, dan tamu undangan lainnya bertepatan dengan pemugaran situs-situs Bung Karno selama pembuangannya di Ende. 

Tonil bagi Soekarno merupakan jalan lain untuk mengirim pesan kepada kaum kolonial bahwa kita bangsa Indonesia ini punya harkat dan harga diri. Oleh karena itu, Sukarno tidak hanya menulis naskah, namun ia tampil sebagai sutradara, produser, bahkan sebagai penonton untuk memberi semangat kepada penonton dan khalayak masyarakat untuk terus berjuang. (*)

Kamis, 25 Mei 2023

Kelimoetoe Toneel Club


Presiden Joko Widodo mengunjungi Ende pada tanggal 1 Juni 2022. Menurut informasi yang diperoleh RI1 akan menginap semalam di Ende. Ende punya kisah historis yang kuat. Di Ende Soekarno pernah diasingkan (1934-1938). Ada beberapa bukti sejarah Bung Karno di Ende. Salah satunya adalah Kelimoetoe Toneel Club. 



Kelimoetoe Toneel Club

Klub Tonel Kelimutu, klub yang dibentuk oleh Ir. Soekarno ketika di Ende. Klub ini dipandangnya sebagai "kampus" untuk menyelenggarakan diskusi, pementasan drama, bernyanyi, berpawai, termasuk berlatih lagu-lagu popular.  Anggotanya diperkirakan sebanyak 90 orang, ketika itu. Di hadapan massa, Soekarno tampil menjadi "singa podium".

 Semuanya tergantung pada kepemimpinan Bung Karno, sang sutradara dan seniman. Ia melatih secara rinci orang-orang tak terpelajar, seperti bagaimana memainkan orang mati di panggung sederhana. Anggota tonil pun tidak memahami dan mengerti mengapa orang hidup yang sengaja menjadi mati dipertontonkan di atas panggung. Namun, Soekarno tidak pernah lelah, berhari-hari memberikan pelatihan agar pementasan tonil berhasil.

Selama di Ende Soekarno menghasilkan beberapa naskah tonil. Tonil yang terkenal adalah Dokter Syaitan dan Rahasia Kelimutu. Properti pementasan, misalnya banner dilukis dan digambar sendiri, sebab Bung Karno juga adalah seorang pelukis. (*)