Dua dari 12 naskah tonil (sandiwara) yang ditulis Sukarno ketika menjalani masa pembuangan di Ende. Dokter Syaitan pernah dipentaskan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores di ruang siar RRI Ende dengan dua pelaku lain, yaitu Prof. Dr. Stephanus Djawanai, Ph.D., dan Taufik Kiemas. Keduanya sudah dipanggil pulang keharibaan Tuhan Pencipta pemilik kehidupan. Kiranya mereka damai di surga.
Naskah tonil Rahasia Kelimutu juga pernah dipentaskan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores (Uniflor) tahun 2013 di Auditorium H.J. Gadi Djou Ende, di hadapan tamu dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, dan tamu undangan lainnya bertepatan dengan pemugaran situs-situs Bung Karno selama pembuangannya di Ende.
Tonil bagi Soekarno merupakan jalan lain untuk mengirim pesan kepada kaum kolonial bahwa kita bangsa Indonesia ini punya harkat dan harga diri. Oleh karena itu, Sukarno tidak hanya menulis naskah, namun ia tampil sebagai sutradara, produser, bahkan sebagai penonton untuk memberi semangat kepada penonton dan khalayak masyarakat untuk terus berjuang. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar