Halaman

Sabtu, 09 Mei 2020

Ekowisata Berbasis Kosmos, Biografi Akademis Dr. Josef Alfonsius Gadi Djou, M.Si




Sekolah: Litani Sepanjang Jalan

Orang bijak bertitah, belajar itu identik dengan litani yang didaraskan sepanjang hidup. Rupanya wejangan analogis di atas sangat relevan dengan litani perjalanan akademis Pak De. Bungsu dari pasutri Sang Visioner (Alm) Bapak Em dan Mama Mia itu lahir di kota karang Kupang, 27 Oktober 1971. Meskipun terlahir di kota Kupang, secara formal Pak De mengawali dunia sekolah di Taman Kanak-kanak Pertiwi Ende, tahun 19751977.
Sesudah tamat dari TKK Pertiwi, perjalanan akademis dilanjutkan ke Sekolah Dasar Katolik (SDK) Ende 2, tahun 19781984. Berhubung profesi Bapak Em adalah Pegawai Negeri Sipil yang selalu loyal untuk berpindah tempat kerja, maka Pak De hijrah kembali ke kota kelahirannya Kupang, menyelesaikan SLTP di SMPK St. Thresia Kupang tahun 19841987.
Sementara itu, jenjang Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMAK Kolese St. Yusuf Malang (1987-1990). Ibarat pepatah, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, gayungpun bersambut, Pak De dengan ketetapan hati, mantap berziarah menyusuri jejak akademis Sang Visioner Alm. (Bapak Em) yang pada eranya meraih gelar prestisius Drs. Ekon di UGM Yogyakarta. Bila Sang ayah memilih kampus biru UGM, maka Pak De memutuskan untuk kuliah di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta. Petualangan akademis sebagai mahasiswa S-1 “dicicipi” tahun 1990–1998.

Pendidik: Panggilan Profetis

Selepas menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE), Pak De mengikuti panggilan visinya untuk kembali mengabdi pada “kampung” halaman. Sejak tahun 1998 pilihan profesi Pak De adalah menjadi staf pengajar tetap pada Fakultas Ekonomi Uniflor. Tercatat pula, selama pengabdiannya, pernah dipercaya untuk “menahkodai” jurusan Manajemen FE Uniflor (19992002).
Seusai meletakan jabatan sebagai “nahkoda” di jurusan Manajemen FE Uniflor, Pak De memantapkan langkah melanjutkan kuliah ke jenjang S-2. Kampus biru kembali menjadi opsi utama untuk menjelajahi jenjang pascasarjana. Tahun 2003, Pak De kemudian mendaftarkan diri sebagai mahasiswa magister Ekonomi Pembangunan UGM. Sementara itu, spesifikasi studinya adalah keuangan daerah. Pak De, menikmati kuliahnya sebagai mahasiswa pascasarjana hingga menyabet gelar akademis M.Si tahun 2005.
Meskipun “magnet” kota Gudeg-Yogyakarta memiliki kekuatan mempesona dalam menyedot kesadaran, namun Pak De tidak terperangkap dalam keterpesonaan kota magis itu. Uniflor menjadi alasan kuat bagi Pak De untuk memilih pulang mengabdi di Uniflor setelah mendapat gelar S-2. Apalagi saat itu, Uniflor sedang mengalami perkembangan pesat sehingga sangat memerlukan tenaga edukatif dengan standar kualifikasi ijazah S-2, potensial, energik, dan berdedikasi pada pengembangan keilmuan.
Pak De menikmati betul aktivitas kesehariannya sebagai seorang tenaga pengajar. Betapapun sangat sibuk dengan rutinitas mengajar yang menguras tenaga dan pikiran, namun Pak De hampir tidak pernah absen mengasah nalar untuk menunjang dan mengembangkan bobot keilmuannya. Pak De sungguh memberi bobot plus pada darma penelitian.
Memelihara “stamina” membaca dan kemudian mengolah seluruh materi bacaan dengan kejernihan hati dan pikiran adalah representasi keasyikan akademis yang betul-betul menggairahkan bagi mantan Dekan FE Uniflor ini. Hasil refleksi dalam untaian gagasan-gagasan bernas yang bercorak populer dipublikasikan secara luas, baik memanfaatkan media massa cetak maupun media elektronik. Sementara itu, buah pikiran yang lebih padat, rigit dan “bermerk” ilmiah dirancang dalam format buku teks.

Membedah Eksotisme Ekosistem TNK

Tahun 2010 Pak De bertolak kembali ke kampus biru untuk melanjutkan studi doctoral pada Prodi Kajian Pariwisata. Pilihan untuk menggeluti bidang kajian turisme dilatari oleh kondisi alam Flores yang masih tergolong eksotik. Disadari pula bahwa struktur alam di Taman Nasional Kelimutu yang eksotik telah menyedot perhatian para wisatawan domestik, regional, maupun berskala internasional untuk datang berkunjung dan merasakan kekuatan aura magisnya dari dekat. 
Bertolak dari latar keilmuan (manajemen) kemudian didukung pula oleh potensi pariwisata di Kabupaten Ende yang masih sangat alamiah itu, kemudian mendorong minat Sang Promovendus untuk melakukan riset serius untuk disertasi. Karya akademis monumental berupa disertasi yang dipertahankan di depan tim penguji berjudul Ekowisata Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Kelimutu Kabupaten Ende (Studi Bentuk, Partisipasi, dan Respon). Prof. Dr. M. Baiquni, MA adalah Promotor utama bagi Sang Promovendus, dan Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev; Ph.D dan Prof. Dr. Chafid Fandeli, MS  didaulat sebagai Kopromotor.
Riset awal Promovendus, teridentifikasi bahwa pengelolaan dan terutama pengembangan ekowisata berbasis kosmos di TNK menunjukkan ciri stagnasi. Padahal, korelasi antara variabel keterlibatan komunitas lokal, medium ekowisata, dan respek wisatawan menjadi faktor determinan atas keberhasilan pengelolaan sumber wisata alam berbasis komunitas lokal.
Temuan penting riset lapangan, memperlihatkan bahwa dari sisi bentuk, ekowisata dalam area TNK belum memperlihatkan titik progress yang berarti. Alias stagnan! Selanjutnya, berdasarkan analisis SEM terungkap bahwa variabel partisipasi masyarakatpun tidak memperlihatkan korelasi yang positif. Artinya, partisipasi hanyalah “jargon” simbolis yang dimanfaatkan sebagai piranti untuk memuluskan program-program formalistik. Sementara itu, pada variabel respon terdapat temuan yang cukup unik. Meskipun ada tendensi kekecewaan wisatawan atas sajian obyek-obyek atraksi, namun kekecewaan ini segera “terobati” oleh keramahtamaan komunitas lokal.
Bertolak dari temuan lapangan, Dr. Devi Gadi Djou kemudian mengajukan saran-saran konstruktif agar pengelolaan ekowisata TNK benar-benar dikelola secara profesional namun tetap berbasis pada pranata kejeniusan dan kebijaksanaan komunitas lokal.

Ekspektasi bagi Civitas Academica Uniflor

Mengikuti obsesi filosofi pedagogis Sang Visioner Alm. Bapak Em bahwa Uniflor hadir untuk mendidik generasi penerus yang tidak hanya cerdas inteleknya tetapi berakhlak mulia. Itu artinya tridharma adalah “nadi” yang terus berdenyut terutama bagi seluruh staf edukatifnya. Tanda-tanda denyutan nadi akademis ini salah satunya dapat ditemukan di dalam pernak-pernik gagasan Dr. Devi Gadi Djou yang dipublikasikan di beragam media. Lebih dari itu,  Dr. Devi Gadi Djou meletakkan harapan yang sangat tinggi bagi seluruh staf di Uniflor agar sedapat mungkin membangun budaya mutu. Muaranya adalah tersedianya stok sumber daya manusia (sarjana) yang benar-benar memiliki kompentensi sesuai bidang spesifikasi studinya. Harapan berikutnya terarah kepada para dosen agar intensif melaksanakan darma penelitian dan pengabdian keilmuan terhadap masyarakat. (*)     

Feature ini telah dimuat pada Harian Umum Flores Pos, 16 September 2017

2 komentar:

  1. Luar biasa ama..hanya mungkin sebagai masukan jgn hanya sebagai biografi akademis tetapi biografi perjalanan akademis dan karir. Sehingga narasinya sampai beliau menjadi wakil rakyat di level propinsi sebgai representatif masyarakat flores khususnya ende dan lebih khusus universitas flores. Mohon maaf kl salah

    BalasHapus
  2. Ia, Ama, terima kasih. Feature ini dibuat sebelum tahun politik. Jika ada waktu nanti saya lengkapi. Bahkan, Ada buku beliau yang sudah fix siap dicetak. Sedang saya usahakan penerbitannya.

    BalasHapus