Filosofi
Oriza Zativa, “kian berbulir bernas
kian merunduk” menjadi metafora yang relevan untuk mempresentasikan level
kematangan intelektualitas seorang cendekiawan sejati. Tipe cendekiawan yang
otentik, selalu mempersoalkan secara metodologis didaktis dimensi-dimensi
praksis maupun epistemologis disiplin keilmuannya.Tendensi sikap ilmiah
keilmuan yang diemban oleh cendekiawan sejati jelas-tegas terarah pada
pengembangan keilmuan, pemuliaan nilai-nilai kemanusiaan, dan keberpihakan pada
keseimbangan kosmos.
Filosofi
Oriza Zativa juga menjadi spirit
dasar bagi ahli hama dan penyakit tumbuhan Dr. Sri Wahyuni, S.P., M.Si. Kesan
sepintas ketika pertama kali bersua dengannya bisa saja mengecoh. Ibu Sri
Wahyuni adalah sosok dosen yang terkesan protektif terhadap publisitas diri dan
cenderung “irit” dalam berbicara. Namun, kesan semacam itu serta merta segera
buyar ketika berada dalam suasana diskusi. Ibu Sri Wahyuni menjadi begitu
respek, penuh antusiasme, dan aura keilmuannya spontan keluar, terutama ketika
memasuki zona bidang ilmu yang menjadi “nafas” aktivitas akademisnya.
Secara
kronologis rekam jejak ziarah akademis Ibu Sri Wahyuni cukup unik. Kuliah
program sarjana dimulai tahun 1998 di Universitas Udayana dengan konsentrasi
studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Ilmu rumit yang masuk dalam rumpun ilmu eksata ini berhasil terlampaui dan
gelar Sarjana Pertanian (S.P) digondol tahun 2002.
Seusai
menorehkan gelar sarjana, Ibu Sri Wahyuni belum ingin menjajaki dunia kerja.
Pertimbangannya, “pisau” analisis pengetahuannya perlu “diasah” setajam mungkin
agar memiliki “bargaining possition”
yang cukup mumpuni saat berkarya. Atas dasar itulah, tahun 2002 Ibu Sri Wahyuni
memutuskan kembali ke almamaternya untuk melanjutkan kuliah di program
pascasarjana dengan spesifikasi studi pertanianlahan
kering. Melalui kerja dan usaha yang sangat gigih, seluruh beban SKS
sebagimana dipersyaratkan dalam jenjang pasca dituntaskan tahun 2005.
Dosen: Menjaga Komitmen Tridarma
Bermodalkan
pengakuan institusi atas prestasi formal akademis inilah, Ibu Sri Wahyuni
merasa sangat siap untuk mengabdikan ilmunya. Hijrah dari Denpasar menuju ke
kota Pancasila Ende untuk menjajaki kemungkinan aplikasi keilmuannya. Alhamdullilah pada 2006 Ibu Sri
Wahyuni mulai menapaki karier sebagai dosen di Fakultas Pertanian Universitas
Flores.
Menyimak
percakapan dengan promovendus, terungkap bahwa sesungguhnya pola pembelajaran
yang dikembangkannya “bernafaskan” pendekatan konstruktivisme. Jadi, pola
pembelajaran klasikal konvensional dipandang sudah mubazir. Itu artinya, sudah
tidak memadai lagi para peserta didik dijejali dengan seperangkat teori yang
rigit, abstrak, dan mengawang melainkan diajak untuk mengalami pengalaman
teoretik secara otentik dan kontekstual.
Dari
perspektif filosofi pedagogis, Dr. Sri Wahyuni bukanlah tipikal pengajar yang
cepat puas mencecapi privalese kampus
sebagai “istana” menara gading. Sudah bukan menjadi spirit zamannya lagi
seorang dosen duduk manis di dalam kelas “berkotbah” soal rumus-rumus ilmu
pasti yang ruwet bagai sumur tanpa dasar. Padahal, masih ada darma pengabdian
keilmuan dan darma penelitian yang perlu dikonversi secara proporsional.
Selain
mengajar, energi pikiran positifnya didistribusikan secara merata untuk dua
darma perguruan tinggi lain. Dari interval waktu 2008–2013, beberapa penelitian
lapangan digarap.Bermula dari keberhasilan “memenangkan” dana hibah yang
bersumber dari Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif).
Beranjak
ke skala yang lebih tinggi, penelitian dilaksanakan dengan suntikan dana hibah
dari DP2M Dikti, bersama Pemda, dan Balai Taman Nasional Kelimutu (BTNK).
Kelanjutan dari riset ini menggandeng staf peneliti dari pihak LIPI, BTNK, dan
Fakultas Pertanian Uniflor. Efek logis dari riset gabungan ini telah menjadi
embrio lahirnya rumah Insektarium dan Herbarium yang ada di Taman Nasional
Kelimutu.
Berdasarkan
pencapaian-pencapaian yang telah ada, memperlihatkan bahwa Dr. Sri Wahyuni,
S.P.,M.Si., termasuk kategori dosen yang tidak selalu berpuas diri dengan
dalil-dalil, hukum, maupun teori-teori pengetahuan yang telah mapan. Penelitian
plus eksperimentasi adalah titian penting yang dimanfaatkan untuk memperluas
jangkauan horizon pengetahuannya. Argumentasi yang diajukannya mempertegas
adagium teori peluang dalam logika ilmu pasti. Semakin intens meneliti, maka
seorang dosen menjadi semakin ahli di bidangnyaagar berkontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
Parasitoid: Pestisida Alamiah
Atas
dukungan lembaga dan keluarga, Ibu Sri Wahyuni bergegas melanjutkan studi program
doktor di Universitas Udayana tahun 2013. Tercatat Sang Promovendus lulus
dengan predikat cumlaude tahun 2017.
Judul Disertasi yang diajukan, yakni “Struktur Komunitas dan Potensi Parasitoid
dalam Mengendalikan Populasi Lalat Pengorok Daun Liriomyza Spp pada Pertanaman Sayuran Di Nusa Tenggara”. Promotor
utama Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS dari Universitas Udayana, Copromotor 1
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, MS dari Universitas Udayana, dan Copromotor 2
Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Sc.,Ph.D dari LIPI.
Target
terjauh dari temuan disertasi adalah meminimalisir pemanfaatan pestisida
sintetis dalam mengendalikan hama pengorok daun Liriomyza spp pada pertanaman sayuran di Nusa Tenggara (Pulau
Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor). Temuan paling urgen dalam
penelitian, yakni terungkapnya 7 jenis parasitoid sebagai agen hayati Limriomyza spp, yakni Neochrysocharis formosa, Neochrysocharis
okazakii, Hemiptasenus Varicornis, Opius Chromatomyiae, Opius dissitus,
Gronotoma Micromorpha, dan Asecodes
deluchii. Berdasarkan estimasi matematis, ketujuh jenis parasitoid tersebut
memiliki potensi sekitar 20–98 persen sebagai agen yati Liriomyza spp. Temuan mengenai potensi parasitoid alamiah ini
memungkinkan para petani untuk segera memutuskan mata rantai penggunaan
pestisida sintetis.
Menembus Scopus& Thompson
Kerja
berat ilmuwan pascariset adalah mempublikasikan intisari riset ke jurnal ilmiah
bereputasi nasional maupun internasional yang terindeks Scopus maupun Thompsons.
Obsesi ini, bisa saja menemukan jalan buntu, bahkan mengarah pada sikap fatalis
karena harus berkompetisi dengan dosen dari berbagai negara dan tentu
membutuhkan fulus yang tidak sedikit jumlahnya.
Meskipun
demikian, Dr. Sri Wahyuni, S.P. M.Si., justru telah mempublikasikan dua hasil
penelitiannya yang terindeks pada jurnal ilmiah internasional terakreditasi
Scopus dan Thompsons. Tips praktis agar hasil riset dipublikasikan secara
internasional, yakni lacak informasi tentang jurnal internasional terbitan
Indonesia, pilih graduasinya (Q1-Q4), pelajari waktu terbit jurnal secara
berkala dalam setahun, dan kuota artikel dalam sekali terbit. Berikutnya,
menjajaki kemungkinan untuk menjadi bagian dari komunitas beberapa situs tempat
berkumpulnya para peneliti lintas bidang ilmu.
Prestasi
membanggakan bahwa pada tanggal 16–20 Oktober 2017 yang lalu, Dr. Sri Wahyuni,
S.P.,M.Si., telah mempresentasikan naskah karya akademisnya pada The 5th International Entomophagous Insect
Conference di Kyoto University
Jepang. Tema makalah yang dibawakan adalah Biological and Demographic Parameter Of Oplus dissitus Muesebeck
Parasitoid (Hymenoptera:Brachonidae) On Leafminer Flies Liriomyza spp (Diptera:
Agromyidae. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar