Berbekal ilmu
pengetahuan dan ijazah yang dimiliki, Ibu Ima sarjana baru yang masih berusia
belia dan energik itu memasuki gerbang dunia kerja. Pilihan hati jatuh ke Uniflor, dan mulai
mengabadikan energi pengetahuannya pada 10 Oktober 1991. Perjalanan meniti karirpun juga pernah
mengalami masa pasang-surut. Namun, Ibu Ima bukanlah tipe orang yang mudah
terlarut dalam irama dinamika hidup. Tugas yang
pernah diemban, Tahun 1991 sebagai Kepala Unit Komputer Uniflor
(1991), dan pernah menjabat sebagai Kepala Unit Perpustakaan Uniflor
(1998).
Awal meniti karir,
sebetulnya ada banyak “godaan” untuk melamar kerja di instansi-instansi
lainnya. Godaan itu justru ditepis jauh dari dunia angan-angannya dan pilihan
hati membawa Ibu Ima ke gerbang Uniflor. Dalam palung kesadaran yang paling
mendasar hati kecilnya berbisik nyaring “seluruh energi pengetahuan yang
dimiliki dibadikan sepenuhnya di Uniflor”.
Mengintip Biografi Intelektual
Tahun 1989, Ibu Ima
menyelesaikan studi kesarjanaanya di STIMI Handayani Denpasar. Kemudian di
tahun 2005, gelar S-2 diraihnya dari Universitas Udayana dengan konsentrasi
Agribisnis. Visi pengabdian pada pengetahuan itulah mendorongnya untuk
melanjutkan studi doktoral. Februari 2016, Ibu Ima Pampe berhasil
mempertahankan disertasinya dalam Ilmu Pertanian dengan konsentrasi studi
Agribisnis di Universitas Udayana Denpasar
dengan judul “Modal Sosial dalam Pengembangan Agroekowisata di Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur” yang dipromotori oleh Prof. Dr. Ir. Wayan
Windia, SU., dosen Universitas Udayana, sekaligus seorang
Konsultan Pertanian Sistem Subak, Bali.
Relevansi Praksis Keilmuan
Melalui Disertasi yang
ditulis dan telah dipertahankannya itu, secara eksplisit Dr. Ima Pampe ingin
menempatkan tiga premis dasar. Pertama menghidupkan kembali
modal sosial yang semakin kehilangan otentisitasnya, kedua mengubah ekologi
berpikir orang tentang agroekowisata. Pemahaman yang holistik mengenai
agroekowisata adalah bentuk riil dari konsep pemberdayaan terhadap publik, ketiga membangun opini bahwa
para pengunjung wisata tidak saja sebagai penikmat semata, melainkan sebagai
katalisator aktif dalam menjaga keseimbangan sistem lingkungan.
Bagi Dr. Ima Pampe,
segmen usia yang paling potensial untuk merealisasikan tiga premis dasar di
atas, adalah kaum muda di NTT, terutama mahasiswa. Harapan perubahan atas paradigma berpikir
dari para mahasiswa, yakni dibutuhkan sikap ilmiah untuk selalu proaktif,
inovatif dan memiliki kemampuan untuk membangun jaringan baik secara internal
maupun eksternal, memiliki kemampuan untuk merambah dan menimba pengetahuan
positif dari dunia virtual sebab
internet telah berubah menjadi kebutuhan spesifik di zaman sekarang, menghadapi tantangan
zaman, mahasiswa perlu membentengi diri dengan pengetahuan elementer mengenai
etika dan moralitas berkomunitas, dan jangan pernah mengabaikan kebesaran Tuhan
dalam setiap sukses yang diraih.
Kembali ke Dunia Kampus: Merajut Idealisme
Dunia kampus merupakan
lahan yang paling ideal untuk mengaktualisasikan gagasan atau ide-ide yang
cemerlang. Untuk itulah warna “aura” kampus menjadi benar-benar terasa bagi
seluruh civitas akademika. Dalam rangka menstimulasi kultur akademis di
Universitas Flores, Dr. Ima Pampe mengajukan beberapa tesis berikut. Pertama
seluruh pihak yang terlibat di dalam Uniflor perlu memiliki “kepekaan”
tersendiri untuk membaca realitas aktual. Seorang dosen dituntut untuk
mengimbangi segala perubahan tersebut agar aktivitas Tri DharmaPerguruan Tinggi
berjalan secara normal berdasarkan regulasi yang ada. Kedua
apabila aktivitas Tri
DharmaPerguruan Tinggi dijalankan secara optimal, maka kultur akademik akan
muncul ke permukaan. Ketiga, hasil riset para dosen
mestinya bisa berfungsi praksis. Artinya, hasil penelitian itu
bisa berguna secara nyata bagi masyarakat. Keempat diperlukan
pendampingan secara intensif melalui terbentuknya desa dampingan yang melibatkan dosen
dan mahasiswa. Jadi, paradigma ke depan, lembaga pendidikan tinggi perlu
melaksanakan kerja sama berskala nasional, regional, dan internasional. (*)
Feature ini telah dimuat pada Harian Umum Flores Pos, 23 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar