Halaman

Sabtu, 05 Desember 2020

Metode Penulisan Karya Ilmiah

 

Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memfasilitasi mahasiswa agar mampu menulis karya ilmiah/makalah/artikel ilmiah dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam penulisan karya ilmiah. Menulis karya ilmiah bagi mahasiswa mengandalkan kompetensi yang dimiliki secara berkelanjutan. Untuk memiliki atau mencapai kompetensi tersebut, mahasiswa diwajibkan untuk mengkaji berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan metode penulisan. Yang lebih penting lagi adalah mahasiswa berlatih untuk menulis karya ilmiah. Dengan demikian, konsep dan teori yang akan dikaji dalam mata kuliah ini meliputi:

1.      ciri dan karakteristik karya ilmiah,

2.      persiapan menulis karya ilmiah,

3.      komponen-komponen karya ilmiah,

4.      praktik menulis karya ilmiah,

5.      review dan finalisasi karya ilmiah.


 

 BAB I

CIRI DAN KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH

 

A.     Pengantar Memahami Wacana

(a)

        …Baik, aku akan telanjang bulat Pedro. Sekarang kita hanya berdua. Kamu sudah bukan imam lagi. Apa masih takut kamu pad Uskup? Tidak ada urusan lagi bukan? Pedro, sekarang aku akan serahkan tubuh ini padamu, seperti dulu Yesus menyerahkan tubuhnya ke Laskar Romawi untuk dicambuk dan disalibkan. Pedro, salibkan aku. Pentanglah tangan dan kakiku, paku dan pukullah dengan palu yang keras di dua tepi bed itu Pedro. Tusukklah aku dengan tombakmu Pedro, aku siap mati di tanganmu…

       (b)

Mantra berkembang dalam masa kebudayaan lisan-traditional yang diwariskan melalui media tutur kata. Bertutur atau berkata menjadi media utama dalam kehidupan masyarakat lama atau masyarakat tradisional. Menurut Hutomo, kebudayaan lisan-tradisional merupakan “mutiara yang terlupakan” atau disebut sebagai “fosil hidup” (dalam Taum, 2011:1). Bagi masyarakat pedesaan, kegiatan bersastra dan berseni dilakukan sehari-hari untuk menghayati dimensi transendennya, sambil mewartakan peristiwa-peristiwa eksistensial mengenai realita-realita paling besar dalam eksistensi manusia: kelahiran, kehidupan, kesakitan, kematian, permohonan mengatasi maut, dan pendambaan keselamatan (Taum, 2011:3). Oleh karena itu, sastra lisan berfaedah untuk menopang kepaduan etnis dalam meneguhkan identitas dan rasa aman masyarakatnya (Eilerz, 1995: 76).

B.     Pengertian Karya Ilmiah

Pada hakikatnya karya ilmiah adalah dokumen tentang segala temuan manusia yang diperoleh dengan menggunakan tata kerja ilmiah dan disajikan dengan bahasa khas dan berdasarkan konvensi tertentu. Karya ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti karya ilmiah disusun menurut aturan tertentu yang isinya koheren dan kohesif antara satu bagian dengan bagian yang lain. Bersifat ilmiah berarti bahwa karya ilmiah menyajikan deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoretis, sehingga pembaca dapat merunut atau melacak kebenaran bukti empirik atau teoretik yang mendukung gagasan tersebut. Oleh karena itu, karya ilmiah hendaknya menyajikan fakta secara baik dan benar, jujur dan akurat. Sebab kebenaran dalam sebuah karya ilmiah bukan kebenaran normatif, melainkan kebenaran objektif.

Alek dan Achmad mendefinisikan karya ilmiah sebagai karya yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang berhbungan dengan kegiatan keilmuan (2010:166). Karya ilmiah dimaksud, seperti makalah, skripsis, tesis, disertasi.

Berdasarkan bobot isinya, Finoza yang dikutip Alek dan Achmad mengklasifikasikannya menjadi (a) karangan ilmiah, (b) karangan semi ilmiah atau populer, dan (c) karangan nonilmiah. Karya ilmiah merupakan karya yang bersifat ilmu yang memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan, antara lain makalah, skripsis, tesis, disertasi. Karangan semi ilmiah atau popular merupakan karya yang menggunakan bahasa umum atau populer sehingga menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat umum. Contoh: opini, editorial, feature, reportase. Karangan nonilmiah merupakan karya yang tidak terikat pada kaidah bauk dan lebih bersifat fiksi, seperti anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, naskah drama.

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut dijelasskan prinsip-prinsip umum karya ilmiah, antara lain:

a.    Objektif, yakni setiap pernyataan harus didasarkan pada data dan fakta.

b.    Prosedural, yakni penyimpulan melalaui penalaran induktif maupun deduktif

c.     Rasional dalam pembahasan data, yakni meggunakan pengalaman dan pikiran secara logis

 

C.     Ciri-ciri Karya Ilmiah

Beberapa ciri karya ilmiah diuraikan berikut ini.

a.      Menyajikan pengetahuan yang berwujud gagasan, deskripsi tentang sesuatu, atau pemecahan satu masalah

b.      Pengetahuan yang disajikan tersebut bersandar pada fakta atau data (empirik) atau kajian-kajian teoretis.

c.      Mengandung kebenaran objektif

d.      Lugas artinya tidak bertele-tele tetapi langsung kepada hal pokok.

e.      Mmenggunakan bahasa baku

f.       Sistematika penulisan mengikuti cara atau pedoman tertentu

(Miliki dan baca Pedoman Penulisan Skripsi PBSI).

 

Selain itu, karya ilmiah ditulis untuk berbagai tujuan, antara lain:

a.      Memenuhi tugas yang diberikan dalam studi, yang biasa dilakukan oleh mahasiswa

b.      Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, konferensi, dan sejenisnya

c.      Menyampaikan atau mendiseminasi gagasan secara luas kepada masyarakat, melalui gagasan di media massa

d.      Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah.

 

Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan tujuan karya imiah, berikut ini ditampilkan manfaat menulis karya ilmiah. Arifin (1996) menyebutkan enam manfaat karya ilmiah sebagai berikut.

a.      Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

b.      Mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri, dan mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang

c.      Mendekatkan penulis dengan perpustakaan

d.      Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelasa dan sistematis

e.      Memberikan kepuasan inteketual, kemampuan menghasilkan khazanah pengetahuan

f.       Menyumbang cakrawala ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

 

Mencermati manfaat menulis karya ilmiah sebagaimana yang disebutkan di atas, maka tentu Anda harus berupaya untuk mengembangkan kemampuan dan talentamu untuk berkontribusi bagi kehidupan masyarakat. Terlepas dari bagaimana talenta pengetahuan yang akan disumbangkan, sebuah karya tulis ilmiah mewajibkan seseorang untuk membaca sebelum menulis. Kita tidak bisa mengandalkan apa yang ada dalam kepala kita. Namun, tetap menimba berbagai gagasan ilmu pengetahuan dari orang lain, melalui membaca. 

 

TUGAS: (1) Baca sebuah karya ilmiah populer (opini) di HU Flores Pos atau HU Pos Kupang, (2) Pinjam satu karya ilmiah di perpustakaan (skripsi atau laporan akhir studi) dan baca bagian pendahuluannya. Bandingkan dua bacaan tersebut. Laporkan pada pertemuan kedua.

  

D.     Karakteristik Karya Ilmiah

Secara garis besar struktur penyajian sebuah karya ilmiah terdiri dari bagian pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. Pengantar merupakan pintu masuk bagi pembaca untuk mengetahui sesuatu yang tersaji dalam isi tulisan. Oleh karena itu, pengantar atau pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan ruang lingkup penulisan. Sajian karya ilmiah disampiakan secara rigid dan ketat. Namun, berbeda-beda atau bervariasi sesuai kedalaman serta keluasan jenis karya ilmiah yang ditulis. Bagian pembahasan merupakan pemecahan atas masalah yang dirumuskan, dan bagian penutup beerisi simpulan dan rekomendasi yang disampaikan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti.

Perlu diketahui bahwa karya ilmiah bersifat obyektif. Artinya, penulis menyajikan tulisannya berdasarkan fakta dan data yang kuat untuk mendukung argumentasinya. Hal ini tidak untuk berita atau cerita-cerita fiktif: novel, cerita pendek, dongeng yang tingkat kesubjetifannya sangat tinggi.

Dari aspek dan hakikat keilmuannya, karya ilmiah berlandaskan pada tiga aspek atau karakteristik universal, yakni aspek logos, aspek patos, dan aspek etos. Aspek logos berkaitan dengan masalah penalaran atau argumentasi. Aspek patos berkaitan dengan kesenadaan emosi untuk menimbulkan respons emosional pembaca melalui bahasa yang digunakan, dan aspek etos yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan pembaca terhadap gagasan yang dilontarkan penulis.

 

TUGAS: Wajib miliki, baca, dan cermati baik-baik sistematika penulisan skripsi di lembaga ini! Bawa setiap kali pertemuan mata kuliah ini. Sebab akan digunakan untuk latihan menulis komponen-komponennya.

 

BAB DUA

PERSIAPAN MENULIS KARYA ILMIAH

 

A.     Tahapan Menulis Karya Ilmiah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca. Selain itu, ada keterampilan berbahasa lain, misalnya keterampilan berpikir kritis. Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang erat. Menyimak dan membaca disebut sebagai keterampilan reseptif (meresepsi pengetahuan melalui mendengar dan membaca). Sedangkan berbicara dan  menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif (memproduksi pesan kepada orang lain lewat kegiatan bicara dan tulis). Antara penulis dan pembaca terdapat ruang yang sama untuk silih berganti bertukar peran (resiprokal) atau (shared assumption).

Banyak orang yang enggan menulis karena dia tidak tahu apa yang akan dia tulis. Kurangnya pengalaman, informasi, juga pengetahuan akan apa yang hendak ditulis. Suasana psikologis yang demikian akan mempengaruhi orang untuk terlibat dalam menulis. Namun, sebagai seorang mahasiswa, kaum intelektual, dan cendikia, menulis merupakan tugas wajib. Dengan demikian, menulis hendaknya dipahami sebagai sebuah proses yang dilakukan atau dilewati secara terus-menerus.

Beberapa pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis (Suparno, 2011), antara lain: (1) pendekatan frekuensi, banyaknya latihan mengarang akan sangat membantu meningkatkan keterampilan menulis pada seseorang; (b) pendekatan gramatikal, pengetahuan orang mengenai struktur bahasa akan membantu atau mempercepat kemahiran menulis, (3) pendekatan koreksi, seseorang menjadi penulis karena menerima kritikan dari orang lain, dan (4) pendekatan formal, keterampilan menulis akan berjalan baik, apabila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan, dan konvensi penulisan dikuasai secara baik.

Menulis karya ilmiah sebagaimana kegiatan menulis yang lain (popular dan nonilmiah) juga membutuhkan persiapan dan langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut secara konkrit ditampilkan dalam  slide di bawah ini.

 

Langkah-langkah menulis karya ilmiah

 

 

 

TUGAS: (1) Diskusikan dengan teman Anda di samping dan jelaskan langkah-langkah menulis karya ilmiah pada slide di atas. (2) Tentukan satu topik karya ilmiah yang bahannya telah Anda peroleh saat membaca. Atau berdasar pada hasil pengamatan Anda. Catat baik-baik hal menarik tersebut. Coba rumuskan topiknya. Rumuskan pula tujuannya. Siapkan untuk dibahas di kelas.

 Karena menulis merupakan sebuah proses, maka ada beberapa fase yang hendaknya dilalui, seperti (1) tahap prapenulisan (persiapan), (2) penulisan (pengembangan isi karangan), dan (3) revisi (penyempurnaan tulisan).

1.    Tahap Prapenulisan (persiapan), bisa disebut sebagai tahap pemanasan (warming up), antara lain:

·      Menentukan topik (pokok persoalan yang akan dibahas)

·      Memeprtimbangkan maksud dan tujuan penulisan, seperti memberi informasi, meyakinkan, menghibur, membuktikan, dll, agar misi atau tujuan karangan dapat tersampaikan dengan baik.

·      Menganalisis pembaca: siapa, level pendidikan, status sosial, tingkat pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan pembaca

·      Mengumpulkan informasi pendukung melalui, mencari, mengumpulkan, memilih, memilah informasi yang dapat mendukung, memperluas, memperdalam, dan memperkaya tulisan kita. Proses mengumpulkan bisa melalui bacan, wawancara, pengamatan, pengetahuan dan pengalaman kita sendiri. Tanpa pengetahuan atau wawasan yang memadai tulisan kita akan dangkal dan kurang bermakna, bahkan usang.

·      Mengorganisasikan ide dan informasi, yakni kegiatan menata atau mengorganisasikan ide-ide menjadi saling bertaut, runtut, dan padu.

2.    Tahap penulisan (pengembangan isi karangan),

Tahap membuat kerangka karangan dan mengelaborasikan menjadi karangan lengkap, yang struktur lazimnya terdiri dari awal karangan, isi, dan akhir.

Awal karangan, berfungsi memperkenalkan dan menggiring  pembaca terhadap pokok tulisan. Ibarat pintu rumah, awal karangan dikemas secara baik dan menarik agar pembaca termotivasi untuk mengetahui isinya.

Isi karangan, menyajikan bahasan topik atau ide utama secara jelas dengan ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan yang memadai. Keputusan tentang kedalaman dan keluasan isi, pengembangan alinea, gaya dan cara pembahasan (pilihan kata, pengalimatan, dan pengalineaan), sehingga kalau tulisannya menyimpang dari rencana semula, maka bolehlah kita merevisi dan menulis ulang. Jangan berharap sekali tulis langsung jadi, namun berusahalah terus dan terus.

Akhir karangan, berfungsi mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting. Kalau tahapan ini telah dilewati, maka kita telah menyelesaikan buram (draft) pertama karangan.

3.    Tahap revisi (penyempurnaan tulisan).

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram. Tahap ini bisa dilalui dengan penyuntingan (editing) dan revisi (revision). Penyuntingan  adalah pemeriksaan dan perbaikan ulnsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi, pengkalimatn, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya. Sedangkan revisi adalah kegiatan yang lebih mengarah pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Tompkins dan Hosskisson (dalam, Suparno, 2011).

Berdasarkan dua kegiatan di atas, maka kegiatan penyuntingan dan perbaikan dilakukan dengan langkah-langkah, seperti (a) membaca keseluruhan karangan, (b) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan, dan (c) melakukan perbaikan sesuai temuan saat penyuntingan.

 

B.     Pengumpulan Informasi untuk Menulis Karya Ilmiah

Menulis, apalagi menulis karya ilmiah tidak bisa mengandalkan apa yang ada dalam kepala atau pikiran penulis. Penulis perlu membutuhkan gagasan dari bahan atau sumber lain untuk memperkaya sajiannya. Kesempatan ini akan diperikan dua sumber utama atau primer yang dapat dimanfaatkan sebagai sumer data. Dua sumber tersebut adalah perpustakaan (baik on line maupun of line), dan wawancara. Perpustakaan adalah gudang ilmu pengetahuan. Perpustakaan menyiapkan atau menyediakan layanan untuk berbagai koleksi data atau informasi, seperti media cetak dalam bentuk buku teks, majalah, jurnal; media audiovisual, seperti program audio, video, komputer, dan media lainnya, seperti microtext. Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi telah menghadirkan koneksi internet dengan layanan dan program tercepat. Hanya melakukan browsing, penulis akan memperoleh informasi dalam waktu yang cepat.

Selain perpustakaan, wawancara (interview) juga menjadi media mengumpulkan data untuk penulisan karya ilmiah. Wawancara adalah teknik pengumpulan informasi atau data yang dilakukan melalui pengajuan pertanyaan secara kontak langsung. Pencari informasi, biasanya mencari atau menghubungi orang-orang (informan) yang ahli atau bergelut dalam bidang-bidang tertentu.

Narasumber yang akan diwawancarai adalah narasumber yang kompeten di bidangnya. Jika terjadi lonjakan harga barang kebutuhan pokok masyarakat di kota Ende, maka kira-kira nara sumber yang paling berkompeten untuk menjelaskan peristiwa ini adalah pengusaha, pedagang, importir, dan pemerintah. Hal yang sama akan penulis lakukan untuk topik-topik yang hendak ditulis.

Daftar Pustaka

Achmad & Alek. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Arifin. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Media Sarana Perkasa.

Hariwijaya. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Citra Pustaka

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Yunus, M, dkk. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: Penerbit UT

Wardani. 2014. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit UT

 

)* Bahan sekilas untuk mata kuliah Metode Penulisan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Flores, Ende. Pengembangan materi akan dilakukan oleh anggota tim dosen.

)** Anggota Tim Pengampuh mata kuliah Metode Penulisan