Halaman

Senin, 21 November 2022

Pendahuluan Modul Menulis Berita, Editorial, dan Opini

 Pendahuluan Modul Menulis Berita, Editorial, dan Opini

Selamat Berjumpa!

Selamat datang bergabung kembali di Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Prodi yang sama-sama kita cintai. Selepas menjalankan masa libur Semester Genap 2021/2022, kita bersua kembali dalam Semester Ganjil 2022/2023 ini. Saya berharap Anda kembali dalam keadaan sehat walafiat, penuh tenaga, serta energi untuk menimba dan menambah bobot ilmu pengetahuan di Kampus Biru ini. Persis di puncak gunung Wongge ini, pikiran dan masa depan Anda dibentuk untuk selalu lapang dan terbuka luas. Sebagaimana saban hari dari puncak gunung ini Anda memandang dan menikmati lanskap ciptaan Tuhan (Dua Ngga’e, Lera Wulan Tana Ekan) sebagai anugerah kehidupan yang natural dan alami. Semoga setiap saat memandang karya agung nan indah dan megah ini menyentuh nadi dan gairah belajarmu. Ruang kuliah dan fasilitas yang tersedia menjadi tempat yang ramah, menyenangkan, juga menggairahkan untuk memadu dan mendandani dirimu dengan kekayaan ilmu, rasa, dan keterampilan bagi masa depan Anda.

Lepas dari itu, tugas Anda adalah berusaha untuk tidak “melupai” apa saja yang pernah Anda dapatkan (kuliahkan) dalam masa-masa perkuliahan sebelumnya. Anda diharapkan untuk selalu setia menyisakan sedikit waktu dalam sehari untuk membuka dan membaca kembali materi-materi itu. Bacalah dan dapatkan informasi-informasi berharga dari bahan-bahan bacaan yang Anda punyai. Jika perlu, Anda perlu membelinya di toko-toko buku dalam kota ini. Atau, Anda dapat memesannya dari luar kota.

Jika, tidak, maka Anda musti setia untuk mengunjungi perpustakaan di kampus ini. Sebab itu semua merupakan “entry” pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang akan menjadi basis mempelajari atau mendapatkan informasi pengetahuan baru dalam mata kuliah-mata kuliah di semester ini. Mudah-mudahan apa yang telah dan nanti dipelajari menjadikan Anda semakin “siap”, teguh, dan percaya diri dalam mengemban tugasmu kelak sebagai pewarta ilmu pengetahuan bagi generasi muda masa depan bangsa di mana saja Anda akan bertugas. Tentu sebuah tugas yang teramat mulia karena Anda sedang memanusiakan manusia. Membuat peserta didik untuk tumbuh dan berkembang positif, sekaligus memiliki keseimbangan dan keunggulan pribadi, antara memadainya pertumbuhan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Itu semua, menjadikan peserta didik Anda menyadari dan berusaha sekuat tenaga mengembangkan potensi yang dimilikinya. Asal, Anda mesti siap dan tampil sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran yang baik.

Modul yang sedang Anda baca ini adalah Modul “Menulis Berita, Opini, dan Editorial”. Ini adalah salah satu judul mata kuliah rumpun jurnalistik. Untuk Anda ketahui, rumpun mata kuliah jurnalistik merupakan satu dari tiga rumpun mata kuliah pilihan di Prodi PBSI, Prodi kita ini. Selain itu, ada rumpun drama, dan pembawa acara (Pewara). Rumpun mata kuliah pilihan mulai diterapkan secara serius di Prodi ini pada tahun 2012. Tujuannya agar Anda (calon guru) memiliki keterampilan yang mumpuni dalam tiga rumpun yang disiapkan. Masing-masing Anda memilih satu dari tiga rumpun yang ditawarkan. Jika, Anda memilih rumpun jurnalistik, maka modul ini adalah semacam resume, rangkuman, dan pedoman belajar Anda dari dua mata kuliah, yakni menulis berita; serta menulis opini dan editorial. Saya menyadari bahwa modul ini masih sangat sederhana, belum terlampau lengkap. Dibutuhkan proses untuk melengkapinya. Juga waktu yang cukup. Anda adalah bagian dari proses yang saya maksud. Sehingga, Anda pun dipersilakan memberikan hal-hal informatif  saat perkuliahan kita berjalan. Saya sangat yakin dan percaya, Anda dapat melakukannya dengan penuh tanggung jawab.

Modul ini terdiri atas empat modul, yakni Modul 1 berisi tentang mahasiswa subyek berkelimpahan idealisme. Uraiannya lebih merupakan sentuhan moral etis bagi Anda untuk membaca diri Anda dalam dua perspektif yang bersentuhan, yakni sebagai calon guru (guru), sekaligus sebagai jurnalis. Dua pandangan ini penting dibaca sebagai totalitas berkarya ke depan. Modul 2 berisi  tentang menulis berita, dengan sajian singkat tentang menulis berita dalam kerangka (rumus) umum 5W + 1H, atau Adiksimba.

Modul 3 berisi tentang menulis opini. Modul ini berisi sajian tentang merumuskan ide, gagasan, pendapat dan memberkasnya dalam bentuk opini. Menulis jenis ini membutuhkan kiat. Tak lepas dari itu, harus ada atau tumbuh kemauan dalam diri Anda untuk memulai. Tanpa itu, kemampuan, talenta, dan pikiran baik Anda akan tetap terpendam. Modul 4 berisi tentang menulis editorial. Uraian modul 4 ini diharapkan mampu membuat Anda dapat menulis editorial. Menulis editorial adalah bagian tugas dari pemimpin umum atau pemimpin redaksi sebuah surat kabar, namun Anda perlu menyiapkan diri untuk tugas yang bisa saja Anda terima suatu ketika nanti.

 

Selamat membaca, semoga sukses!

Sabtu, 05 November 2022

Leksikon Ria (Besar) dalam Bahasa Lio

 

Ria                        : besar

Kolo ria                : kepala besar

Nggumi ria            : mulut besar

Kinga ria                : Telinga besar

Toko kasa ria         : Dada besar

Tuka ria                : perut besar

Lima ria                : Tangan bedar

Weki ria                : badan besar

Mboko mata ria    : mata besar

Ghai ria                : kaki besar

Loge ria                : pantat besar

Telo manu ghai    : betis besar

Ka ria                   : makan besar

Mosalaki ria        : mosalaki/tuan tanah besar

Selasa, 01 November 2022

Bulan Oktober, Wula Mapa

 


Dalam kehidupan, manusia mengalami waktu sebagai sekuens yang terjadi berturut-turut dalam suatu rentangan, yang dikenal dengan istilah khronos, seperti urutan hari, urutan minggu, bulan, dan seterusnya. Ada sekuens waktu yang disebut khairos, waktu penting, saat di mana beberapa hal penting  terjadi bersamaan atau serentak sekaligus menjadi perhatian khusus dalam sebuah masyarakat atau etnik budaya. Hampir semua etnik mengalami sekuens waktu tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.

Kalender tradisional masyarakat etnik Ende Lio, sekuens waktu sangat ditentukan oleh perilaku dan tata kelola dalam sistem pertanian. Perilaku dan tata kelola inilah yang menjadi pedoman pembagian waktu kerja masyarakat dalam setahun. Nama bulan dengan prosesi kegiatan adat yang diikuti dengan aneka ritual dalam pertanian tradisional dengan padi dan jagung sebagai pusat perhatian praktik budaya agraris. Kalender satuan waktu dalam masyarakat Ende Lio yang digunakan sebagai penanda aktivitas bertani.

Bulan Oktober disebut sebagai Wula Mapa. Pada bulan ini, hampir semua persekutuan adat menyelenggarakan berbagai ritual, seperti joka ju, ka po'o, ka pena, ngguaa keu uwi, dan lain-lain. Aneka ritual yang dilaksanakan bertujuan untuk memberi persembahan kepada tana watu: penguasa pertiwi/bulan, sebagai pemurnian ladang yang sebelumnya tercemari.  Oleh karena itu, wula mapa diyakini sebagai masa suci. Alam pun pada masa ini lebih rama, bersahabat dan memberikan harapan baru, misalnya bunyi guntur, kilat, mendung sebagai pertanda akan turun hujan.

Tanda-tanda alam inilah dipahami sebagai keberkahan dari Dua Ngga'e, Allah Maha Pencipta. Petani pun diingatkan untuk menyiapkan lahan, bibit, sebab musim tanam akan segera tiba.

"Mapa nggu nggedhu"
Suara guntur mulai menggelegar
"Wini wari welu"
Jemurlah bibit
"Toka kebe, tena maro"
Buatlah pematang dan pondok
"Koe lowo leka uma"
Siapkan jalan air di ladangmu

Tanda-tanda alam inilah dipahami sebagai keberkahan dari Dua Ngga'e, Allah Maha Pencipta. Petani pun diingatkan untuk menyiapkan lahan, bibit, sebab musim tanam akan segera tiba.

Bahasa etnik Ende Lio di atas menandaskan tentang pentingnya suatu "persiapan" yang harus dilakukan dalam menghadapi suatu kegiatan. Termasuk di dalamnya adalah persiapan dalam memulai musim tanam. (*)

Bulan November, Wula More



Dalam kehidupan, manusia mengalami waktu sebagai sekuens yang terjadi berturut-turut dalam suatu rentangan, yang dikenal dengan istilah khronos, seperti urutan hari, urutan minggu, bulan, dan seterusnya. Ada sekuens waktu yang disebut khairos, waktu penting, saat di mana beberapa hal penting  terjadi bersamaan atau serentak sekaligus menjadi perhatian khusus dalam sebuah masyarakat atau etnik budaya. Hampir semua etnik mengalami sekuens waktu tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.

Kalender tradisional masyarakat etnik Ende Lio, sekuens waktu sangat ditentukan oleh perilaku dan tata kelola dalam sistem pertanian. Perilaku dan tata kelola inilah yang menjadi pedoman pembagian waktu kerja masyarakat dalam setahun. Nama bulan dengan prosesi kegiatan adat yang diikuti dengan aneka ritual dalam pertanian tradisional dengan padi dan jagung sebagai pusat perhatian praktik budaya agraris. Kalender satuan waktu dalam masyarakat Ende Lio yang digunakan sebagai penanda aktivitas bertani. 

Bulan November disebut sebagai Wula More atau bulan untuk menanam. Sekuens waktu ini disebut dengan nelu tedo, musim atau periode yang tepat untuk menanam padi. Saat menanam, didahului dengan upacara penanaman padi yang dalam keyakinan masyarakat petani upacara yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pangan yang akan diperoleh berlimpah dan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat. (*)