Dalam kehidupan, manusia mengalami waktu sebagai sekuens yang terjadi berturut-turut dalam suatu rentangan, yang dikenal dengan istilah khronos, seperti urutan hari, urutan minggu, bulan, dan seterusnya. Ada sekuens waktu yang disebut khairos, waktu penting, saat di mana beberapa hal penting terjadi bersamaan atau serentak sekaligus menjadi perhatian khusus dalam sebuah masyarakat atau etnik budaya. Hampir semua etnik mengalami sekuens waktu tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.
Kalender tradisional masyarakat etnik Ende Lio, sekuens waktu sangat ditentukan oleh perilaku dan tata kelola dalam sistem pertanian. Perilaku dan tata kelola inilah yang menjadi pedoman pembagian waktu kerja masyarakat dalam setahun. Nama bulan dengan prosesi kegiatan adat yang diikuti dengan aneka ritual dalam pertanian tradisional dengan padi dan jagung sebagai pusat perhatian praktik budaya agraris. Kalender satuan waktu dalam masyarakat Ende Lio yang digunakan sebagai penanda aktivitas bertani.
Bulan November disebut sebagai Wula More atau bulan untuk menanam. Sekuens waktu ini disebut dengan nelu tedo, musim atau periode yang tepat untuk menanam padi. Saat menanam, didahului dengan upacara penanaman padi yang dalam keyakinan masyarakat petani upacara yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pangan yang akan diperoleh berlimpah dan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar