Pendidikan menjadi bagian penting yang terintegral dengan
bagian-bagian lain pembangunan dalam seluruh
rangkaian proses pembangunan bangsa. Dengan kata lain, proses berlangsungnya pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan itu sendiri. Pembangunan secara umum diarahkan dan
betujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai suatu proses pendidikan
diarahkan dalam rangka membentuk
peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya dan memungkinkannya pula untuk berkarya secara kompeten dalam kehidupan bermasyarakat. Keberhasilan pendidikan bangsa sangat erat kaitannya dengan sekolah, lembaga formal tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar di kelas maupun
di luar kelas. Karena pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran
dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Dalam melihat dan
memandang keberadaan sekolah sebagai sebuah tempat terjadinya proses
belajar-mengajar, proses pendidikan diharapkan untuk berlangsung dalam suasana kebersamaan sebagai sebuah
cerminan miniatur pola kehidupan insani suatu masyarakat yang kompleks. Guru adalah sosok atau anggota suatu masyrakata. Oleh karena itu, guru
sebagai pendidik dan pengajar guru diharapkan dapat melamapui tugas mulianya,
yakni menjadi “kreator” pembelajaran. Agar rencana dan pelaksanaan pembelajaran
membuat peserta didik lebih kreatif dan inovatif.
Karena itulah, proses pendidikan
juga adalah upaya atau proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, pikiran, karakter dan seterusnya, khususnya melalui persekolahan
formal. Pemahaman seperti ini mendasarkan diri pada pemahaman bahwa pendidikan
memiliki sifat dan sasaranya yaitu untuk kesejahteraan manusia. Manusia sebagai
individu mengandung banyak aspek karena sifatnya yang sangat kompleks. Karena itu, tidak ada
suatu batasan yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara
lengkap. Batasan pendidikan yang dibuat para ahli tampak begitu beraneka ragam,
dan kandungannya berbeda antara satu dan yang lain. Batasanyang ada bertujuan untuk memberi arah atau cakupan
pelaksanaan pendidikan nasional itu sendiri (Tilaar: 2002: 67).
Beeraneka ragam
pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyampaikan pembelajarannya
di kelas. Pemilihan aneka pendekatan pembelajaran tersebut tentu disesuaikan
dengan karakteristik dan kedalaman materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Aspek sederhana, murah, mudah, dan efektif menjadi titik perhatian pemilihan
pendekatan pembelajaran. Salah satu pendekatan yang digunakan guru dalam
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran adalah pendekatan
kontekstual (contextual teaching and learning). Pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru dalam
mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan
kontekstual (contextual teaching and learning) adalah sebuah sistem yang
merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pendekatan kontekstual adalah suatu sistem
pengajaran yang cocok dengan otak karena menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta
didik (Jhonson, 2012:57).
Kontekstual
memfokuskan diri pada pembangunan ilmu,
pemahaman, keterampilan peserta didik, dan juga pemahaman kontekstual peserta
didik tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata.
Pembelajaran akan lebih bermakna apabila guru menekankan agar peserta didik lebih
mengerti relevansi akan apa
yang
mereka pelajari di sekolah
dengan situasi kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.
Tujuan
pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan dan
kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran berbasis kontekstual adalah untuk
mendekatkan hal-hal yang teoretis
ke hal-hal atau
persoalan-persoalan yang bersifat praktis. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual diusahakan agar teori yang dipelajari teraplikasi
dalam situasi riil. Bagi guru metode ini membantu guru mengaitkan materi yang
diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan
antara pengetahuan sebelumnya dengan aplikasinya dalam kehidupan mereka di
masyarakat (Nurhadi, 2009: 50). Perubahan pola atau paradigma pembelajaran sebagaimana
yang disajikan di atas, telah memberikan gambaran bahwa telah terjadi perubahan
atau peralihan pola-pola pendekatan pembelajaran di kelas. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar