Halaman

Kamis, 24 Februari 2022

Menulis dengan Makna dan Rasa

Kita semua, siapa saja patut  membiasakan diri menulis secara benar. Sekecil apapun kesalahan yang ditulis tentu menimbulkan salah tafsir dari pembaca. 

Fenomena ini terus kita jumpai dalam beranda media sosial, misalnya facebook, maupun media-media publikasi online. Kehadiran media-media online, bak cendawan di musim hujan, selaras dengan pertumbuhan dan kemajuan perangkat tekonologi komunikasi dan informasi. Kita mendukung dan memberi apresiasi atas kehadiran media-media tersebut untuk membantu mempercepat terpenuhinya akses informasi bagi masyarakat pembaca. Namun, kita pun berharap agar ikhtiar penyebarluasan informasi publik tersebut hendaknya ditulis dan dipublikasikan secara benar agar dapat sampai dan dipahami oleh pembaca, terlebih tidak menimbulkan salah tafsir di tengah pembaca. 

Manajemen media-media online (pars pro toto) acapkali abai terhadap kaidah dan tata tulis bahasa Indonesia. Asal tulis, tanpa memperhatikan tata ejaan pula. Belum lagi soal struktur dan gramatikanya. Padahal, kata orang bijak menulis sesuatu secara benar itu menggambarkan derajat keterpelajaran kita sebagai penutur bahasa.

Gerakan literasi yang belakangan ini gencar disosialisasikan juga memberikan efek positif, bahkan menjadi pelecut semangat berliterasi pada semua lapisan sosial masyarakat.

Penulis itu pujangga atau penyaji rangkaian kata dan kalimat bernas dengan keindahan makna dan rasa, selain sajian kebenaran dan kebijaksanaan. Penulis itu komposer, penata ide dengan mengusung misi kemanusiaan dan aksiologis. Penulis itu juga penemu gagasan atau ide, atau peramu resep dan peracik menu konseptual melalui rangkaian kalimat koherensif dan kohesif untuk membedakannya dengan orang lain. Dan, kita semua telah menjadi penulis: penata kata, peramu gagasan, dan peracik resep.

Saya tidak membatasi keluwesan dan keleluasaan setiap kita untuk menuliskan sesuatu. Akan tetapi, pemahaman kita sebagai penutur terhadap tata bahasa Indonesia diharapkan dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas kemahiran berbahasa kita. 

Mari kita gunakan bahasa Indonesia secara benar, tanda kesetiaan kita sebagai penutur yang bermartabat. Bahasa Indonesia bahasa kita. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar