Halaman

Selasa, 12 Desember 2023

Salam


Salam, ucapan atau sapaan selamat Pagi, siang, atau malam kepada sesorang yang kita jumpai. Entah itu orang tua kita, guru, atasan, bawahan, sahabat, atau orang asing yang baru saja kita kenal. Dalam acara resmi sekalipun, salam (pembuka) menjadi penting disampaikan oleh Pewara (pembawa acara) kepada hadirin atau tamu undangan sebagai tanda terima kasih karena telah berkenan hadir memenuhi undangan tuan pesta.

Untuk seorang rekan kerja yang sekian lama bersama dalam suatu pekerjaan, kemudian akan berpindah ke tempat kerja yang lain, salam pun akan disampaikan  sebagai bentuk "pamit" kepada yang bersangkutan. Bahkan, kitapun dapat menitip salam kepada anggota keluarga atau sahabat melalui orang lain yang akan menghampiri mereka.

Dalam pandangan sosiologis Lamaholot, misalnya, salam digunakan sangat intens dengan frekwensi pemakaian yang tinggi, terutama di kalangan orang muda. Kelompok sosial yang sedang mengenali diri lebih dekat antara satu dengan yang lain. Salam lebih bermakna, ketika diucapkan oleh seorang pemuda kepada seorang pemudi.

"Go gnatunga(eg) salam" (Saya mengirimnya salam, Saya mengirimi dia salam, atau Saya mengirimmu salam). Pesan "salam" yang ditujukan kepada seseorang "dambaan" melalui seseorang perantara/mediator atau lazim disebut jembatan, antara dua insan yang sedang saling menaruh hasrat cinta. Jika, pemudi yang mendapat salam pun merespek pesan salam tadi, maka iapun mengembalikan salam melalui penghubung cinta dengan mengatakan "Go balasa salam nae" (Salamnya saya balas).

Salam perdana semacam perkenalan awal, yang merupakan pernyataan hormat kepada seorang pemudi tadi, seperti "Riksma" (Rindu kamu setengah mati). Arti salam inipun mesti disampaikan kepada penghubung agar jika penerima salam tidak mampu menebaknya dengan benar, maka penghubung dapat menjelaskan arti salam tadi. Dengan tujuan agar salam balasan yang akan dikirimkan masih dalam kerangka salam pertama. Di sini ada ruang "penantian" bagi seorang pemuda dalam mendapatkan kabar berita tentang salam yang dikiriminya. Jika, sang pemudi merespon salam di atas, maka iapun dapat membalasnya dengan salam "Agarimu" (Aku juga rindu kamu). Dalam konteks inilah, hasrat batin cinta antara kedua insan ini mulai bisa ditebak. Maka si pemuda akan mengirimkan pesan salam lain, misalnya salam "Kamboja" (Kalau mau boleh jadi). Begitu dan seterusnya.

Salam Kamboja dalam ruang perjodohan di atas semakin menemui derajat keseriusan ketika mereka terlibat adu pandai berbalas pantun dalam tarian tradisional dolo-dolo. Di medan tari inilah ekspresi "kerinduan" akan mendapat si dia mencapai titik terang melalui baris-baris pantun yang saling dilantunkan.

Akhirnya, salam juga tersampaikan melalui obyek atau benda artefak. Ekspresi fatis yang menjelma menjadi daya sosial merata jalan perjumpaan dua individu. Salam melalui artefak, misalnya pengiriman stanga (sapu tangan) atau bola (sokal kecil). Obyek-obyek ini dikirim melalui penghubung cinta. Dan, sama seperti pesan salam verbal di atas, salam artefak ini efektif jika mendapat respon positif dari penerima salam (pemudi). Ikatan rasa cinta terus ditebar di antara dua insan, bahkan merasuk ke dalam keluarga besar. Tumbuh subur dan diragi menghasilkan buah berlimpah. (*)

Sabtu, 25 November 2023

Di Hari Guru Ini!

"Belajar bae-bae, semoga kelak kalian menjadi orang yang berguna bagi bangsa, negara, dan gereja".

Itulah satu pesan dari sejuta pesan para guru yang masih sangat segar dalam memori ini, ketika sedang merayakan hari guru tahun ini. Pesan inilah yang menjadikan saya (kita) semua menjadi orang-orang seperti hari ini. 

Untuk itulah, persis dari puncak Gunung Wongge, Universitas Flores Ende, dalam perayaan hari guru 2023, saya mengucapkan terima kasih kepada para guru dan penjasa saya di SDK Imulolong Lembata, SMP Katolik APPIS Lamalera, SMP Negeri Nubatukan, SPG Katolik Frateran Podor Larantuka, dan Universitas Flores. Semoga jasa dan budi baik bapak dan ibu guru selalu mendapat restu dan berkat yang berlimpah dari Du'a Nggae, Ama Lera Wulan Tana Ekan, Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan, kepada yang telah berpulang, semoga amal ibadah dan segala kebajikan yang telah ditabur dalam mencerdaskan generasi bangsa, mendapat cahaya keabadian dalam haribaan Tuhan Sang Mahakasih di surga. 

Terima kasih kepada para mahasiswa PBSI Universitas Flores Ende, yang pagi ini, dalam nuansa "sederhana" telah merayakan hari guru di depan pelataran Prodi. Bukan hiruk pikuk dan hingar bingar perayaan sebagaimana biasanya, namun kita semua menjadikan momentum ini untuk terus berproses ke arah yang lebih baik. Anda semua adalah guru masa depan bagi generasi masa depan.

Selamat hari guru (*)

Pemindahan Tali Kucir Toga

Toga dan Kucir

Wisuda sarjana ditandai dengan pemindahan tali kucir pada toga oleh Rektor. Dipindahkan dari kiri ke kanan. Jika sarjana selama masa kuliah berkutat dan berjibaku mengisi kepala bagian kiri dengan aneka teori, konsep, dan metodologi ilmu pengetahuan, maka pemindahan kucir ke kanan mengingatkan sarjana untuk memanfaatkan kemampuan dan kecakapan teoretis konseptual, dan metodologis ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui sikap dan praktik kerja yang kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab.  Praktik keilmuan yang demikian akan membuat para sarjana diterima di tengah masyarakat. Sebab ia menjadi bagian dari proses pembangunan yang sedang dilaksanakan di masyarakat.

Selamat buat para wisudawan Universitas Flores yang dilantik hari ini di Auditorium HJ. Gadi Djou, Jalan Sam Ratulangi Ende. Jadilah sarjana unggul dengan menselaraskan kemampuan teoretis dengan tindakan riil di masyarakat. (*)

Kamis, 02 November 2023

Menjadi Rebutan


Pemilu 2024 sudah dekat. Hiruk pikuk partai politik dan para politisi semakin gencar. Mereka masuk keluar kampung mengampanyekan paket idolanya, bahkan dirinya. Dengan bahasa  sediakala: janji. 

Segmen Pemilih Zellennials

Salah satu segmen pemilih yang menjadi rebutan paket Presiden dan Wakil Presiden maupun calon legislatif adalah generasi Z dan generasi milenial atau generasi Zillennials. Generasi Z  berumur sekitar 8-23 tahun dan generasi milenial berumur 24-39 tahun. Menurut data segmen pemilih Z dan milenial berjumlah lebih dari 113 juta pemilih atau sekitar 56,45%. (*)


Sabtu, 21 Oktober 2023

Merungge


Merungge, akrab di telinga sebagai "kelor" atau dalam bahasa Lamaholot di Imulolong disebut "motong". Kata ini tiba-tiba menyeruak ke bumi NTT, ketika Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memperkenalkannya saat debat capres gubernur beberapa saat lalu. Merungge (motong) lagi-laģi mendapat tempat spesial ketika orang nomor satu NTT ini menegaskannya di hadapan ratusan lulusan Uniflor, beserta orang tuanya pada Sabtu, 20 Oktober 2018 sebagai tanaman yang wajib di konsumsi oleh warga kepulauan ini.

Bagi anak-anak Flores bagian timur, Lembata, dan Alor, motong menjadi sayur paling "enak" untuk menemani jagung titi. Lezat memang. Karena itu, bagi mereka imbauan ini bukan hal baru, sesuatu yang biasa. 

Mari kita tanam rame-rame merungge, terutama alumni Uniflor yang baru di wisuda untuk menangkap himbauan ini sebagai peluang usaha. (*)

Jumat, 20 Oktober 2023

Wisuda Memantapkan Diri Sarjana


Sabtu, 20 Oktober 2018, Uniflor Ende melantik 838 lulusan di Auditorium HJ Ga di Djou Ende. Pemindahan kucir dari kiri kepala mahasiswa ke bagian kanan merupakan simbol menggapai keseimbangan diri. Jika ketika kuliah, mahasiswa lebih mengaktifkan otak kiri atau wilayah Broca sebagai pusat berpikir kritis dengan mengandalkan logika dan matematika, maka dengan memindahkan kucir ke kanan menandai bahwa mahasiswa mulai mengaktifkan otak kanan dalam berperasaan dengan memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif di tengah masyarakat. Hendaknya terjadi keselarasan antara berpikir dan bertindak, berkata atau bertutur dengan berbuat. Oleh karena itu, masing-masing sarjana "berbeda" antara satu dengan yang lain. 

Dengan kata lain, menyitir Gubernur NTT saat orasi ilmiah, lulusan mesti memanfaatkan  ekspektasi imajinasinya untuk optimis berubah. Jadi, kita semua tentu harus bergerak bersama dalam energi yang sama. Niscaya NTT akan keluar dari kubang kemiskinan menuju kesejahteraan. Jadilah sarjana yang profesional dalam aneka pekerjaan yang Anda alami. (*)

Selasa, 17 Oktober 2023

Selalu Ada Sisa



"Karena kata tak cukup buat berkata" (Toto Sudarto Bachtiar).

Selalu ada sisa. Selalu ada tapak atau jejak yang tertinggal. Selalu ada yang tak dapat terucapkan, yang tak bisa terwakilkan dalam kata. Selalu ada deviasi antara apa yang diucapkan dengan yang dilakukan. Terdapat jurang antara ekspresi kata-kata dengan kenyataan yang sebenarnya. (*)

Senin, 16 Oktober 2023

Kita Kaum Kelana

Tak seorang pun yang telah mencapai kedewasaan penuh. Tak seorang pun juga pernah mencapai kepenuhan hidup. Kita adalah angka ganjil yang sedang menuju ke arah penggenapan (John Powel).

Secara fisikal dan adil, diri manusia selalu dipandang dari dua sisi yang berbeda. Atas vs bawah, kiri vs kanan, kaki vs tangan, dan beberapa anatomi tubuh lain yang selalu opositif. Keberbedaan cara melihat tubuh tersebut secara aktualitas sesungguhnya menampilkan salah satu bobot penilaian yang lain yakni kenyataan akan "keseimbangan" anatomi tubuh untuk menerima yang lain. Bahwa diri kita secara individual juga sebagai sosial untuk menerima yang lain. Manusia adalah angka ganjil menuju angka genap. Karena dengan demikian, kita akan kuat secara individu karena ditopang oleh individu yang lain. Untuk menuju keseimbangan tersebut kita butuh waktu. Butuh proses panjang untuk mencapai keseimbangan tersebut.

Jalan panjang mengibaratkan bahwa manusia sedang menuju ke batas kehidupan. Menuju demarkasi cakrawala. Dan, jatuh bangun, susah payah adalah batu-batu kecil yang selalu menerjang perjalanan itu. Sebagai manusia yang punya akal dan budi kita pun memiliki daya tahan, tahan banting untuk terus maju mencapai kesuksesan tersebut. 

Kita mampu meraihnya. (*)

Kamis, 12 Oktober 2023

Makna Melayani

Banyak di antara kita, tengah dan sedang berpikir tentang apa sesungguhnya hidup dan kehidupan itu. Banyak pula di antara kita yang tidak mau peduli, bahkan ambil pusing dengan hidup dan kehidupannya sendiri. Mereka sibuk dengan bekerja dan melayani banyak orang. Melayani sesama. Waktu, tenaga, bahkan mungkin modal atau uang dihibahkan untuk sesama saudara yang sedang membutuhkan. Yang susah karena sakit, karena ditinggalkan orang tuanya, ditinggalkan suami/istri, orang tua yang ditinggalkan anak-anaknya. 

Bagi mereka, hidup itu bermakna, indah, dan menyenangkan jika dipenuhi atau diisi dengan berbagai karya dan pelayanan. Pelayanan kemanusiaan untuk mengangkat harkat dan martabat sesama. Intensitas pelayanan semakin banyak dalam melayani sesama, semakin indah dan bermakna pula hidup itu sendiri.

Melayani

Melayani menjadi kata kunci dalam kehidupan. Melayani, tidak saja bagi orang atau sesama yang kita cintai. Kepada orang yang paling kita benci pun, melayani adalah bagian paling fundamental. Karena justru di situlah letak dan makna melayani yang sesungguhnya. Kadang kita mengabaikan orang yang mungkin paling kita benci atau sukai. Namun, kita, sekali lagi kita menganut budaya "timur" yang mengusung kasih setia dan pelayanan kepada sesama. Mari kita saling melayani, agar hidup dan kehidupan kita setiap hari semakin bermakna. (*)

Senin, 25 September 2023

Semi Final ETMC 2022: Persebata vs Perserond Rote Ndao


Sore nanti, Minggu, 25 September 2022, publik sepak bola NTT akan menyaksikan laga bergengsi dan emosional dua tim debutan Persebata Lembata dengan Perserond Rote Ndao di lapangan kebanggaan masyarakat Lembata, Gelora 99. Persebata melaju ke babak semi final setelah memulangkan Persami Maumere melalui drama adu pinalti. Perserond Rote Ndao pun demikian. Mereka lolos setelah bermain imbang dengan PSKK dalam waktu normal, sehingga ditentukan melalui tendangan dua belas pas. 

Artinya, bisa saja pertandingan sore nanti berakhir draw dan akhirnya ditentukan melalui adu pinalti di titik putih. Jika demikian, maka penjaga gawang kedua tim akan menjadi ujian ketangkasan untuk menahan atau menepis tendangan para penendang atau eksekutor. Sambil berharap agar ada di antara penendang gagal memasukkan bola, entah itu membentur mistar dan tiang gawang ataupun melenceng jauh.

Kedua tim pernah berhadapan di babak penyisihan dan Persebata menang dengan skor tipis 2-1. Persebata selalu kebobolan terlebih dahulu. Ini berbahaya. Barisan pertahanan yang rapuh membuat tim lawan bebas leluasa menggempur pertahanan. Kerumunan di depan gawang sangat mungkin tercipta peluang bagi lawan untuk menceploskan bola di awal pertandingan. Persebata baru pelan-pelan bangkit, itupun pada masa-masa krusial. Namun, bertanding di depan publik sendiri tentu menjadi modal bagi kemenangan tim ruan rumah.

Perserond Rote Ndao piawai memainkan bahkan menguasai lapangan tengah. Suplai bola selalu memanfaatkan lebar lapangan melalui dua pemain sayap yang sangat lincah dan gesit. Terutama pemain sayap kanan. Jika tidak ingin kecolongan dimenit-menit awal, maka Persebata patut mengawal pemain-pemain kunci tersebut. Umpan terobosan dari sayap lapangan bisa membawa malapetaka. Tak disangkal beberapa pemain kunci Perserond adalah anak-anak Lamaholot yang gaya dan karakter bermain menjanjikan. Dan, mereka pasti termotivasi untuk tampil prima dan sportif.

Laga Emosional

Laga ini adalah laga emosional. Dua tim yang baru pertama kali tembus di babak semi final sepanjang keikutsertaan mereka dalam ajang ETMC. Tim yang memenangkan pertandingan sore ini akan mengantongi satu tiket ke babak final. Kita berharap agar kedua tim menampilkan pertandingan yang menghibur jagat sepak bola di daerah ini. Penonton pun musti tertib menjunjung tinggi sportivitas. Mudah-mudahan penonton tidak tersulut emosi akibat pelanggaran-pelanggaran di dalam lapangan. Itulah pertandingan, kalah dan menang adalah hal yang biasa. Selamat berhari minggu untuk para suporter. (*)

Minggu, 24 September 2023

Universitas Flores Rumah Bersama


Universitas Flores menjadi rumah berpikir bersama. Rumah berkumpul dan berpikir bersama tentang cakrawala luas keilmuan. Rumah membicarakan penelitian dan pengabdian untuk membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat. Dalam rangka itulah, Uniflor sebagai lembaga pendidikan tinggi terus berbenah diri melalui pergantian kepemimpinan di level rektorat. Pergantian kepemimpinan ini dimulai dengan pemaparan visi dan misi para kandidat. Pemaparan visi, misi, dan program kerja calon rektor Universitas Flores periode 2024-2028, 18-20 September 2023. 

Uniflor Rumah Bersama

Melalui Universitas Flores kita menyusun pengetahuan bersama berdasarkan nalar, sikap objektif, dan etika hidup dalam kerangka budaya. Sebagai kampus "mediator budaya" Universitas Flores memiliki derajat aspirasi atau cita-cita untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Dengan demikian, Universitas Flores semacam menjadi jalan atau wadah untuk mencerdaskan pendidikan anak-anak Flores dan seantero nusantara. Para kandidat memiliki ikhtiar yang tinggi untukmembawa Universitas Flores ke arah lebih baik.

Profisiat kepada 12 calon rektor yang telah memaparkan visi, misi, dan program kerjanya. (*)

Jumat, 14 Juli 2023

Bedah Cerpen Bersama Siswa SMP Negeri 2 Ndona Kabupaten Ende

 

Sebanyak 22 siswa SMP Negeri 1 Ndona Kabupaten Ende mengikuti kegiatan bedah cerpen. Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores. Kegiatan bedah cerpen dilaksanakan di Aula SMP Negeri 1 Ndona, Jumat (16/06/2023), dibuka oleh Kepala Sekolah Amin Asrakal, S.Pd., berlangsung mulai pukul 08.30 hingga selesai. Para siswa mengikuti kegiatan dengan penuh antusias.

Pemateri dalam kegiatan ini adalah Maria Adventia Ine Mere, mahasiswa semester 6 Prodi PBSI. Ine Mere membawa materi dengan judul "Ansiety tokoh utama dalam cerpen Sedihnya Berpisah karya Fanny J. Poyk.


Cerpen Sedihnya Berpisah karya Fany J. Poyk 

Cerpen Sedihnya Berpisah karya Fany J. Poyk mengisahkan tentang seorang anak perempuan Nina yang cemas akan masa depan pendidikannya. Nina cemas karena ditinggal sendiri dengan adik-adiknya dan jauh dari orang tuanya. Kehidupan ekonomi keluarga yang kurang menguntungkan. Penghasilan ayahnya yang pas-pasan memaksa ayahnya untuk merantau. Namun, nasib malang tetap mengintai ayahnya. Pekerjaan di tanah rantau pun menjadi tak tentu. Pengiriman uang untuk Nina dan adik-adiknya di kampung pun tak tentu pula. Dari sinilah kecemasan Nina bermula. Biaya pendidikan di sekolah dan masa depannya menjadi tak tentu pula. Kecemasan selalu mengintai diri Nina dan adik-adiknya, termasuk masa depan pendidikan mereka.

Bedah cerpen ini bermaksud agar para siswa bisa mengapresiasi karya sastrawan NTT. Hal ini menjadi sesuatu yang baru bagi para siswa SMP Negeri 2 Ndona. Dengan penuh keingintahuan mereka pun aktif di sesi diskusi. Sebanyak 8 pertanyaan terlontar dari siswa. Salah satu pertanyaan berbunyi, "Apa hubungan cerpen dengan psikologi sastra?", tanya John, siswa SMP Negeri 2 Ndona.

Menjawab pertanyaan ini, Ine Mere menjelaskan bahwa sastra merupakan karya kreatif imajinatif dan permenungan pengarang atas kehidupan sosial suatu masyarakat. Bahkan, karya sastra tidak saja sebuah refleksi sosial, melainkan representasi atau cerminan pikiran tentang kehidupan manusia pada umumnya. “Karya sastra adalah refleksi sosial yang  mengangkat kisah hidup manusia yang penuh gejolak dan kecemasan. Di sinilah letak keindahan karya sastra yang membuat pembaca antusias untuk mendapatkan sesuatu yang ada dalam karya sastra”, terang Ine Mere.

Ada yang menarik lagi,  siswa pun jadi mengetahui tentang ansiety atau kecemasan. Kecemasan ini ada di sekitar mereka dan terjadi dalam berbagai bentuk. "Ternyata ansiety atau perasaan cemas ada di sekitar kami, misalnya kami cemas ketika belum mengumpulkan tugas yang diberikan guru," ujar salah satu siswa.



Kegiatan bedah cerpen ditutup dengan pesan dan kesan siswa selama kegiatan berlangsung, “Terima kasih kakak-kakak yang membagi ilmunya dengan kami di sini. Hal ini menambah pengetahuan kami semuanya,” ucap Mel, sebagai perwakilan siswa. (*)

Berita ini dipublikasikan di https://www.kliktimes.com, 27 Juni 2023


Jumat, 07 Juli 2023

7 Juli Sebagai Hari Pustakawan Nasional



Pustakawan, sebutan bagi orang yang memiliki kompetensi kepustakawanan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pustakawan memiliki tugas dan tanggung jawab mengelola dan melaksanakan layanan perpustakaan. Hari Pustakawan menjadi momentum menghayati akan pentingnya profesi Pustakawan dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada Pemustaka. 

Perpustakaan menjadi tempat berhenti sebentar memperoleh ilmu pengetahuan. Dan, sekolah atau jenjang pendidikan lainnya menjadi tempat yang representatif untuk keperluan ini. Untuk itulah, di setiap sekolah dan jenjang  pendidikan lain tersebut memiliki ruang perpustakaan. Bahkan, dalam mewujudkan masyarakat informasi, kelompok, taman belajar, maupun lembaga atau apapun sebutannya yang memiliki kepedulian akan perkembangan generasi, menyiapkan ruang khusus untuk perpustakaan. Ya, sekadar meletakkan koran dan bahan-bahan pustaka lain yang penting.

Produksi informasi dan pengetahuan yang sangat besar secara kuantitas dalam aneka keragaman bentuk membuat informasi memiliki nilai strategis dalam kehidupan kita. Produksi pengetahuan yang begitu cepat demikian memicu kita untuk memiliki kemampuan menemukan, memilih, dan memilah, sekaligus menggunakannya secara etis dan bertanggung jawab. Apalagi, dalam era teknologi informasi yang melimpah ruah sekarang ini.

Kemajuan, keberhasilan, dan kesungguhan kinerja lembaga pendidikan juga sangat ditentukan oleh ketersediaan Pustakawan. Tuntutan ini penting agar perpustakaan sebagai tempat layanan sumber-sumber informasi dengan masyarakat sebagai pengguna informasi terjembatani dengan baik. Karena itulah elemen Pustakawan menjadi penting dalam tata kelola perpustakaan. (*)

Kamis, 06 Juli 2023

4 Poin Urgen: Pengetahuan, Pelatihan, Pengalaman, dan Keterampilan


"Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar"


Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Artikel ringkas ini, akan menukik pada empat faktor urgen saja. Barangkali keempat poin urgen ini pernah Anda dengar atau membacanya melalui referensi yang berbeda. Bagi saya, bagus! Saya memilih diksi urgen sebab empat poin yang akan saya perikan ini urgen, penting, dan segera, mendesak untuk Anda sadari, pelajari, kuasai, dan tindaki. Siklus kesadaran untuk mempelajari dan menguasai menjadi penentu siklus tindakan. Oleh karena itu, jangan lena, terlena dengan situasi Anda sekarang. Segera bergegas berangkat dari keberadaanmu untuk maju! 



Pengetahuan, Pelatihan, Pengalaman, dan Keterampilan

Empat poin penting yang perlu dikuasai atau dimiliki oleh siapa saja yang hendak menjadi pemimpin, termasuk sebagai guru atau pendidik. Anda termasuk di dalamnya. Keempat poin penting tersebut adalah pengetahuan, pelatihan, pengalaman, dan keterampilan. Anda musti memiliki pengetahuan yang memadai. Dan, itu Anda bisa mendapatkannya melalui membaca, menonton, mendengar, berdiskusi, berdebat. Jauhi perilaku gosip karena itu hanya menyita waktu Anda. Gosip ilmu pengetahuan, sangat boleh. Bentengi diri dengan ilmu sebanyak mungkin di masa kuliah ini. Di musim ini ada banyak sekali pelatihan yang dapat Anda hadiri. Apalagi pelatihan online yang bertebaran di mana-mana melalaui platform digital zoom meeteng. Luangkan waktu untuk mengikutinya sebab akan ada banyak ilmu pengetahuan yang mumpuni yang disharekan secara gratis kepada peserta. Faktor pengalaman menjadi unik dan khas ketika Anda mampu bersosialisasi dengan orang lain, lingkungan lain, dan komunitas belajar lain secara elegan dan percaya diri. Pengalaman-pengalaman demikianlah menjadi guru terbaik yang senantiasa mengingatkanmu agar berhasil dalam banyak hal. Tentang banyak contoh, praktik, dan kiat bagaimana mengajari orang lain memulai dan berusaha. Anda harus menjadi guru yang ideal, kendati itu butuh proses. Faktor, keterampilan secara urgen menjadi pemerkaya, penyeimbang diri agar menjadi sempurna. Genapilah diri dengan aneka keterampilan yang bisa Anda buat, niscaya kamu mampu menjadi pemimpin yang purna.

Jika Anda Berhenti Belajar, maka Berhentilah Mengajar

Jika Anda berhenti belajar, maka berhentilah mengajar. Itu adagium klasik. Maknanya masih sangat relevan untuk kita. Terlebih bagimu yang masih berusia muda dan energik. Ada isyarat, jika kita tidak mampu belajar, maka berhentilah sebagai orang muda. Cintailah masa belajarmu. Sayangi rentang waktu mudamu untuk belajar. 

Tentu semua pekerjaan bermula dari ketika Anda memiliki hati, maka pasti timbulah empati. Tidak sekadar simpati, namun jauh lebih dalam, masuk ke batin atau nubari.

Anda akan menjadi guru atau pendidik. Kata orang, mengajar yang paling baik atau ideal adalah memberi contoh, membagi atau menebar pengalaman bukan order teori yang banyak dan bertumpuk-tumpuk, apalagi tumpukan atau kumpulan teori orang. Ya, sejauh ada kemauan dan ikhtiar.

Mulailah dengan melakukan perenungan, pengamatan, dan riset sederhana sampai kompleks tentang obyek atau fenomena sosial kemasyarakatan. Cuplik benang merah obyek tersebut dan uji atau debatkan di depan kelas bersama teman mahasiswamu. Kemudian sandingkan dan bandingkan dengan teori. Atau kemukakan pendapatmu yang mengandung kebaruan atas fenomena obyek kajian tersebut.

Praktikkan atau implementasikan teori tersebut dalam keseharian. Cocokan semua renik temuan apakah sesuai atau tidak. Itulah esensi dan hakikat belajar yang sesungguhnya. Jika demikian, Anda, mahasiswa, masyarakat, dan siapa saja yang Anda pimpin akan terbuka otak dan cakrawala berpikirnya untuk menatap masa depannya dengan rasa percaya diri. Ayo, belajar, jangan menyerah!(*)

Minggu, 02 Juli 2023

Rencana Perkuliahan Semester

Kualitas pembelajaran di dalam atau di luar kelas tercapai dengan sangat baik karena kualitas perencanaannya didesain dan direncanakan secara baik pula. Asumsi ini kita ambil karena kita yakin bahwa menciptakan kualitas interaksi pembelajaran merupakan tanggung jawab kita sebagai dosen atau pendidik. Siklus perencanaan adalah salah satu siklus penting, selain siklus pelaksanaan, siklus evaluasi, dan siklus tindak lanjut. Perencanaan dalam konteks kita sebagai dosen adalah merancang Rencana Perkuliahan Semester (RPS).



Rencana Perkuliahan Semester

Jika kita sedikit lebih sabar, pelan menelisik Rencana Perkuliahan Semester yang kita susun untuk mata kuliah yang kita ampuh, maka kita musti jujur mengatakan bahwa Rencana Perkuliahan Semester tersebut belum maksimal. Kalau pun perencanaan sudah baik, namun mungkin pelaksanaannya belum baik. Sebaliknya, pelaksanaannya barangkali tidak atau belum sesuai dengan perencanaan yang kita rancang. Tugas kita adalah selalu terbuka untuk memperbaikinya, termasuk terbuka menerima usul dan masukan dari kolega kita yang serumpun. Dengan demikian, rencana perkuliahan kita akan semakin berkualitas dan membantu kita mencapai capaian-capaian pembelajaran agar mahasiswa kita menjadi semakin baik. Mahasiswa musti benar-benar dipandang sebagai subyek yang memiliki kompetensi dan kemerdekaan belajar. Kompetensi berarti mahasiswa memiliki kemampuan dan potensi pengetahuan untuk terus ditingkatkan. Bermartabat berarti mahasiswa terus didorong agar lebih bermartabat dan berbudaya sebagai makhluk hidup yang senantiasa bertumbuh secara baik dan sempurna sebagai omanusia beriman menghargai sesama dan alam lingkungan. (*)




Rabu, 28 Juni 2023

Membangun Solidaritas Kemanusiaan

Salam Persaudaraan,

Semoga kami menjumpai Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Sdra/Sdri/Sahabat/Simpatisan/para Donatur dan Dermawan, dalam keadaan sehat walafiat. Kiranya Tuhan, Ama Lera Wulan Tana Ekan senantiasa menyertai kita sekalian dalam menjalankan aktivitas, agar setiap usaha dan jerih payah kita dapat mendatangkan hasil yang baik.

Membangun Solidaritas Kemanusiaan

Dalam kehidupan kita setiap hari, timbul berbagai masalah atau peristiwa yang menyedihkan. Kita pasrah dan putus asa. Mau buat apa atas kejadian-kejadian tersebut. Terjadi banjir bandang, bencana alam, tanah longsor, dan aneka peristiwa lainnya. Peristiwa-peristiwa ini telah menimbulkan korban jiwa. Menggerakkan rasa simpati, bahkan empati lebih dalam atas sesama umat yang mengalami musibah dimaksud. Sebab, dalam situasi seperti ini, warga yang terdampak mengalami berbagai kekurangan, seperti makanan, pakaian, obat-obatan, masker, dan lain-lain kebutuhan selama berada di tenda-tenda pengungsian. 

Kita semua warga bangsa, umat, dan masyarakat musti bersolider, bahu-membahu untuk meringkankan beban yang diderita oleh sesama kita di sekitar lingkungan kita. Dari sanalah kita menjadi kuat dan kokoh seperti batu karang. Semoga kita sesantiasa membangun kekuatan dalam solidaritas kemanusiaan. 
Ini adalah bagian kehidupan kita untuk turut membantu sesama kaum kerabat kita yang mengalami bencana. Dukungan kita turut pula meningkatkan dan mengokohkan solidaritas sosial kemasyarakatan sebagai sesama yang saling melayani. (*)

Senin, 26 Juni 2023

Membaca untuk Membangun Pohon Ilmu Pengetahuan


 

Membaca (buku) juga hendak menandaskan tentang eksistensi kita sebagai makhluk yang terus mencari. Makhluk yang tidak pernah selesai. Makhluk yang memiliki hasrat dan rasa penasaran untuk terus ingin tahu tentang sesuatu. Rene Descartes–melalui cogito ergo zum ingin menggugah rasa penasaran manusia itu untuk mencari dan terus mencari. Karena hanya itulah manusia akan mengalami kepuasan dan kebanggaan rohaniah untuk terus eksis dalam kehidupan sosialnya. Bahkan, dalam literasi sastra, berdasarkan hasil Kongres Bahasa Indonesia XI 2018 di Jakarta merekomendasikan  bahwa siswa SD dalam setahun bisa membaca 10 judul karya sastra, SMP 15 judul, dan siswa SMA/ SMKmembaca 2 judul, ungkap Ketua Tim Perumus KBI XI Prof. Dr. Djoko Saryono, Guru Besar Universitas Negeri Malang. (Kompas, 1 November 2018).

Pohon Ilmu Pengetahuan

Fakta tersebut menggambarkan tentang pentingnya kemampuan literasi dasar baca-tulis di kalangan siswa. Kegiatan membaca dan menulis di sekolah diharapkan berevolusi dari waktu ke waktu, terutama melalui pembiasaan kondisi pembelajaran yang terus-menerus melibatkan semua perangkat pendidikan di sekolah. Agar seluruh perangkat pendidikan sekolah juga masyarakat di sekitar mampu menciptakan suatu ekosistem belajar yang kondusif.

Siswa tidak berhenti pada aktivitas membaca, tetapi ditindaklanjuti secara intensif melalui pendampingan menulis topik-topik keseharian di sekitar lingkungan hidup para siswa, terutama tentang kegiatan-kegiatan siswa atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Targetnya, misalnya tersedianya wadah “pohon ilmu pengetahuan” sebagai media memupuk literasi baca dan tulis. Pohon ilmu pengetahuan ini, secara teratur akan ditempel atau digantung tulisan-tulisan siswa agar dapat dibaca oleh semua warga sekolah. Aktivitas ini akan dilaksanakan seminggu sekali. Tulisan yang telah dibaca, dikumpulkan secara rapi untuk dijilid dan disimpan di perpustakaan sekolah.

Antoro (2019), mengemukakan tiga tujuan pembelajaran menulis di sekolah, yakni pertama, sebagai sarana bagi siswa untuk memahami teks atau konsep keilmuan tertentu. Artinya, tema-tema kegiatan menulis harus selalu terkait dengan bidang keilmuan atau mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Kedua, untuk mengkritisi informasi atau konsep tertentu yang sedang dipelajari siswa. Tujuan menulis diarahkan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, berorientasi pada memecahkan masalah, dan meningkatkan kreativitas siswa. Ketiga, menghasilkan berbagai jenis tulisan yang sesuai dengan konteks keilmuan atau mata pelajaran yang sedang dipelajari.

Untuk mencapai harapan agar siswa memiliki keterampilan yang mumpuni dalam membaca, maka terdapat tiga faktor pendukung yang diperhatikan, yakni ketersediaan bahan bacaan, ketersediaan alokasi waktu, dan ketersediaan sarana penunjang.

Tugas kita, orang tua, sekolah dan masyarakat adalah mengupayakan keseimbangan ketiga faktor tersebut. Ketersediaan bahan bacaan berkenaan dengan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat umur dan tingkat kemampuan siswa. Ruang perpustakan atau taman-taman bacaan perlu diisi atau dilengkapi dengan aneka bahan bacaan. Semakin variatifnya bahan bacaan, tentu semakin menambah minat dan gairah untuk menimba sesuatu di dalamnya. Alokasi waktu dimaksudkan tersedianya alokasi waktu khusus bagi para siswa untuk membaca dan menulis. Sedapatnya, alokasi waktu terakomodir dalam rencana pembelajaran guru. Hal ini untuk mengingatkan guru agar tidak lupa memberikan waktu membaca dalam upaya membangun sikap dan perilaku membaca pada diri siswa.

Sarana Perpustakaan

Sarana yang dimaksudkan menyasar pada kelayakan dan ketersediaan tempat baca yang baik. Perpustakaan sekolah akan ditata apik, menyenangkan demi merangsang minat baca siswa. Juga akan ditempel gambar-gambar tokoh-tokoh hebat sebagai motivasi belajar pada dinding ruang kelas dan perpustakaan untuk menambah rasa ingin tahu siswa untuk membaca guna menemukan ilmu pengetahuan dalam buku. Di samping itu, akan ditulis kalimat-kalimat ajakan ataupun nasihat bijak tentang pentingnya membaca dan menulis dalam bahasa daerah setempat maupun dalam bahasa Indonesia, dan digantung pada tempat-tempat strategis di lingkungan sekolah untuk “mengingatkan” para siswa tentang pentingnya membaca dan menulis. Gambar para tokoh hebat dan kalimat-kalimat atau nasihat bijak berpetuah dimaksud berfungsi untuk menggerakkan hati para siswa untuk setia membaca setiap hari. Tampaknya agak idealis, namun untuk berhasil sesorang perlu belajar dari orang-orang besar, orang-orang hebat (imitatio).

Selain tiga faktor tersebut, hal lain yang dapat diupayakan adalah membangun kerja sama dengan perangkat desa untuk menciptakan rasa aman bagi belajar para siswa dalam lingkungan desa. Orang tua murid untuk ikut memberikan kontribusi nyata seperti, menyediakan bahan bacaan yang sesuai, mengatur waktu belajar di rumah, serta memberikan waktu atau mengijinkan anak untuk mengikuti secara baik pelaksanaan program literasi di sekolah. Kantor desa tidak saja menjadi pusat administrasi pemerintahan desa, namun “disulap” menjadi pusat informasi berbagai ilmu pengetahuan. Semua warga masyarakat akan dengan mudah mencari dan mendapatkan berbagai informasi tersebut melalui aktivitas membaca di kantor desa. Artinya, untuk keberhasilan gerakan literasi, semua unsur harus terlibat.(*)

Selasa, 13 Juni 2023

Kreativitas

 

Berada pada zaman sekarang berbagai tuntutan ditaruh di atas pundak setiap orang dengan tujuan agar orang (kita) terus siap dalam menjalani masa depan secara baik. Ada berbagai aspek pendorong yang minimal dipersiapkan. Salah satu di antaranya adalah kreativitas. Faktor kreativitas menjadi kunci utama sukses pada masa yang akan datang, terutama bagi generasi muda. Kreativitas selalu dipahami sebagai bentuk keterampilan lain yang ada dalam diri. Keterampilan lain ini tetap juga mempertimbangkan kita sebagai individu dan kelompok masyarakat.



Kreativitas menurut Rendra, memiliki tiga syarat utama, yakni cinta kasih atau api peduli, keterlibatan, dan nilai-nilai universal. Pertama, cinta kasih atau api peduli belumlah cukup, jika ia sekadar simpati. Ia bisa menghasilkan nilai apapun sampai memuncak pada pengejawantahan berupa tindakan nyata. Sebab membangun kesadaran itu lebih penting melalui konkritisasi tindakan. Musti ada perpaduan antara kesadaran dan aksi untuk menciptakan komitmen.

Kedua, keterlibatan yang mendalam dan dilakukan secara intens dan terus menerus akan menghasilkan perspektif atau paradigma tentang seberapa jauh dan seberapa banyak seseorang memperoleh pengalaman melalui perjumpaan dengan realitas yang sesungguhnya. Sangat bervariasi tentunya, jika masing-masing kita menjalani peran dan tugas sesuai profesi dan keahlian kita masing-masing. Cerita yang kita alami, bahkan kita perankan pun pasti berbeda atau beragam.

Ketiga, cinta kasih dan keterlibatan belum lah sempurna, apabila kita kerap mengingkari nilai-nilai universal. Nilai-nilai tersebut seharusnya tampak eksplisit melalui cinta kasih dan keterlibatan kita dalam realitas, seperti kejujuran, kesabaran, sikap pantang menyerah, sungguh-sungguh, suci, dan nilai-nilai universal lainnya. (*)

Selasa, 06 Juni 2023

Sukarno Putra Sang Fajar Berbintang Gemini


Sukarno lahir pada bulan enam, tanggal enam, jam setengah enam pagi tahun 1901 di Surabaya. Serba enam. Persis ketika itu meletusnya gunung Kelud di Jawa. Orang menafsirkannya sebagai pertanda baik karena menandai permulaan abad baru. Bahkan, adapun kepercayaan yang menganggapnya sebagai pertanda buruk. Sukarno sendiri menerima saja, "Adalah nasibku terbaik dilahirkan dengan bintang Gemini, lambang kekembaran. Dua sifat yang saling berlawanan. Aku bisa lunak dan bisa cerewet. Bisa keras laksana baja dan bisa lembut berirama. Pembawaanku adalah perpaduan dari pikiran sehat dan getaran perasaan. "

Suatu ketika, kala Sukarno masih kecil, ia sudah bangun pagi sekali. Di beranda rumahnya, ibunya menyapanya, "Engkau sedang memandang fajar, Nak. Ibu katakan padamu bahwa kelak engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita karena ibu melahirkanmu di pagi hari saat fajar mulai menyingsing. Jangan kau lupakan itu, Nak bahwa engkau ini putra sang fajar."

(Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara, Nusa Indah, 2006).

Selemat hari lahir Bung Karno, Presiden pertama RI (*)

Selasa, 30 Mei 2023

Pembelajaran Berbasis Teks

 

Pembelajaran bahasa Indonesia, termasuk aspek sastra dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan teks (Mahsun, 2013a). Dengan berbasis teks atau melalaui penyajian berbagai teks berbais realitas keseharian diharapkan siswa menggunakan bahasa tidak saja sebagai sarana komunikasi, tetapi penting sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir sebagai sasaran pembelajaran berbasis teks ini merupakan suatu keniscayaan dalam masa sekarang ini.

Teks Dalam Kurikulum

Pengertian teks dalam kurikulum ini berbeda dengan pengertian teks selama ini yang hanya diartikan sebagai wacana tertulis. (Alwi,et al, 2002:1159). Teks itu adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya (Mahsun, 2013a). Teks dibentukoleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register atau ragam bahasa yang melatarbelakangi lahirnya teks tersebut. Mahsun (2013b) menyatakan bahwa bahasa yang muncul berdasarkan konteks situasi inilah yang menghasilkan register atau bahasa sebagai teks.



Maryanto (Kompas, 3 April 2013) juga mengatakan bahwa yang dimaksud dengan teks dalam kurikulum 2013 adalah berbentuk tulisan, lisan, dan bahkan multimodal, seperti gambar. Pengertian ini setara dengan pendapat Kim dan Gillman (2008: 114) yang membedakan teks dengan istilah visual text dan spoken text. Teks sastra dalam kurikulum 2013 merupakan pembahasan yang penting dalam pembelajaran sastra. Keberadaan pembelajaran sastra selama ini sering dipermasalahkan bahkan sering terjadi beda pendapat, pro dan kontra. Pendapat yang pro menganggap pembelajaran sastra sangat penting dalam rangka ikut membentuk watak siswa, sedangkan pendapat yang kontra menganggap bahwa sastra tidak penting dan membuang-buang jam pembelajaran. (*)

Senin, 29 Mei 2023

Menulis Itu Seperti Menenun Sarung

Menulis identik dengan tenun kata. Me(tenun) kata. Menenun sarung proses kerjanya sama persis dengan menenun kata atau menulis. Dua-duanya butuh ketelitian, kejelimetan untuk menserasikan aneka warna benang dalam satu paduan corak atau motif yang enak dipandang mata. Menulis dimulai dengan memilih kata. Menenun diawali dengan memilih benang. Aneka warna benang disiapkan. Kejelimetan mengurai dan memadukan warna agar membentuk model atau motif tertentu adalah "senyawa" dalam tarikan napas yang sama. Satu aliran darah dengan degupan jantung yang terus memompa semangat mencipta sang penenun. lahirlah motif dan aneka motif berpadu padan dalam satu mahakarya hasil budaya anak bangsa.


Menulis Itu Seperti Menenun Sarung

Proses menenun sarung tersebut sama dengan proses menulis. Beralur dalam satu aliran dan tarikan napas yang sama. Dimulai dengan menentukan tema atau topik tulisan. Memilih kata atau diksi untuk mewakili pesan yang ingin ditulis. Agar pembaca paham dan mengerti tentang apa yang ditulis. Maksud tersebut dielaborasi dalam kalimat-kalimat yang membentuk suatu alinea atau paragraf yang utuh dan maksimal. Pesan-pesan yang dimaksudkan penulis dirangkai terus-menerus dalam paragraf-paragraf lain dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan keutuhan relasi antara paragraf dimaksud. Apa yang dimaknai sebagai kohesivitas paragraf, sambil keeratan maksud kalimat dirangkai secara koherensif. Jadilah suatu ide atau gagasan tertuang utuh dalam wacana. 



Demikianlah hubungan antara menenun sarung dan menulis kata hingga merangkai paragraf. Sederhana. Prosesnya sama. Menulis pun membutuhkan ketelitian dan kejelimetan memilih kata dan memadunya dalam kalimat dan paragraf. (*)



Jumat, 26 Mei 2023

Naskah Drama Sukarno


Dua dari 12 naskah tonil (sandiwara) yang ditulis Sukarno ketika menjalani masa pembuangan di Ende. Dokter Syaitan pernah dipentaskan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores di ruang siar RRI Ende dengan dua pelaku lain, yaitu Prof. Dr. Stephanus Djawanai, Ph.D., dan Taufik Kiemas. Keduanya sudah dipanggil pulang keharibaan Tuhan Pencipta pemilik kehidupan. Kiranya mereka damai di surga.

Naskah tonil Rahasia Kelimutu juga pernah dipentaskan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Flores (Uniflor) tahun 2013 di Auditorium H.J. Gadi Djou Ende, di hadapan tamu dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, dan tamu undangan lainnya bertepatan dengan pemugaran situs-situs Bung Karno selama pembuangannya di Ende. 

Tonil bagi Soekarno merupakan jalan lain untuk mengirim pesan kepada kaum kolonial bahwa kita bangsa Indonesia ini punya harkat dan harga diri. Oleh karena itu, Sukarno tidak hanya menulis naskah, namun ia tampil sebagai sutradara, produser, bahkan sebagai penonton untuk memberi semangat kepada penonton dan khalayak masyarakat untuk terus berjuang. (*)

Kamis, 25 Mei 2023

Kelimoetoe Toneel Club


Presiden Joko Widodo mengunjungi Ende pada tanggal 1 Juni 2022. Menurut informasi yang diperoleh RI1 akan menginap semalam di Ende. Ende punya kisah historis yang kuat. Di Ende Soekarno pernah diasingkan (1934-1938). Ada beberapa bukti sejarah Bung Karno di Ende. Salah satunya adalah Kelimoetoe Toneel Club. 



Kelimoetoe Toneel Club

Klub Tonel Kelimutu, klub yang dibentuk oleh Ir. Soekarno ketika di Ende. Klub ini dipandangnya sebagai "kampus" untuk menyelenggarakan diskusi, pementasan drama, bernyanyi, berpawai, termasuk berlatih lagu-lagu popular.  Anggotanya diperkirakan sebanyak 90 orang, ketika itu. Di hadapan massa, Soekarno tampil menjadi "singa podium".

 Semuanya tergantung pada kepemimpinan Bung Karno, sang sutradara dan seniman. Ia melatih secara rinci orang-orang tak terpelajar, seperti bagaimana memainkan orang mati di panggung sederhana. Anggota tonil pun tidak memahami dan mengerti mengapa orang hidup yang sengaja menjadi mati dipertontonkan di atas panggung. Namun, Soekarno tidak pernah lelah, berhari-hari memberikan pelatihan agar pementasan tonil berhasil.

Selama di Ende Soekarno menghasilkan beberapa naskah tonil. Tonil yang terkenal adalah Dokter Syaitan dan Rahasia Kelimutu. Properti pementasan, misalnya banner dilukis dan digambar sendiri, sebab Bung Karno juga adalah seorang pelukis. (*)

Senin, 22 Mei 2023

Makna Kebangkitan Nasional


              Hemat saya, negara ini dibangun sekaligus dengan dua kekuatan, kekuatan fisik melalui perang dan gerilya. Masuk keluar hutan melawan penjajah kaum imperealis. Kekuatan yang kedua adalah kekuatan membangun narasi dan gagasan melalui diplomasi dan diskusi internal maupun eksternal. Mereka atau para pemuda yang kokoh berjuang ketika itu adalah primus interpares, tokoh pemuda yang kuat, tangguh, kukuh, kokoh, dan kuat. Warisan atau legacy para tokoh primus interpares tersebuat adalah kemerdekaan yang sedang kita nikmati.

Pertanyaan Serius                  

         Pertanyaan seriusnya adalah apa beban atau tanggung jawab Anda sebagai pemuda yang notabene adalah mahasiswa dalam masa ini? Jawaban yang paling mungkin dari saya dan paling bisa dalam konteks ini adalah belajar, belajar, belajar. Jangan takut. Belajar sesungguhnya bukan ketika Anda berhadapan dengan Bpk/Ibu dosen tidak masuk kuliah berarti Anda tidak belajar. Ini pandangan atau paradigma belajar yang salah. Karena paradigma belajar/kurikulum sudah berubah dalam paradigma merdeka belajar untuk menggapai derajat aspirasi atau cita-cita yang didambakan oleh Anda dan orang-orang yang Anda cintai.

           Manusia itu makhluk yang otonom yang mampu merencanakan dan mengatur diri sendiri. Maka misalnya, dalam teori belajar lahirlah teori kognitivisme. Berbekal pengetahuan yang dimiliki Anda musti mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui teori belajar konstruktivisme, an lain-lain. Siapkan diri baik-baik di masa kuliah ini agar setelah keluar dari gedung atau lembaga ini Anda tidak lagi gugup apalagi gagap berhadapan dengan dunia luar. Jika itu Anda lakukan dengan baik, terukur, dan sistematis, maka Anda akan dengan gampang dan mudah menyesuaikan pekerjaan Anda di luar.

       Kurikulum itu bukan hanya untuk kepentingan mahasiswa semata, namun bertujuan mengakomodir semua kepentingan masyarakat, idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan berbagai aspek kehidupan lain. Manfaatkan waktu untuk bergumul di tempat ini. Jangan stress dalam belajar karwna itu akan membuat Anda terkungkung untuk menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.

        Mari sama-sama kita berubah, karena perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Ok!

 

 

 


Rabu, 17 Mei 2023

Teori-Teori Belajar Bahasa

Teori belajar berfungsi menjadi panduan dalam belajar. Teori-teori tersebut sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang pembelajar. Banyak teori yang berperan dalam konteks dan kepentingan ini. Pada halaman ini, saya menulis 3 teori dasar belajar bahasa. Teori belajar bahasa adalah teori atau proses untuk menguasai bahasa, baik penguasaan secara alamiah (acquicition) dan penguasaan secara formal (learning).

3 Teori Dasar Belajar Bahasa

Dua teori dasar belajar bahasa tersebut, yakni teori nativisme, behaviorisme, dan teori kognitifisme. Teori nativisme adalah teori belajar bahasa dengan asumsi bahwa kemampuan menguasai sebuah bahasa karena terdapat kemampuan yang dibawa sejak seorang manusia dilahirkan. Kemampuan tersebut kemudian didayakan untuk mencapai kematangan dan kemahiran berbahasa. Teori behaviorisme mementingkan lingkungan, reaksi, kebiasaan dan hasil belajar, memecahkan masalah trial dan error. Ada rangsangan belajar secara eksternal bagi seorang pembelajar. Sedangkan, teori kognitivisme merupakan teori yang mementingkan apa yang ada dalam diri anak (nativus), bermaksud pula sebagai belajar keseluruhan, keseimbangan dalam diri (dynamic equilibrium), yang mementingkan insight yang bertumpuh pada kemampuan dasar anak. (*)

Senin, 15 Mei 2023

Yudisium Sarjana FKIP Uniflor

 

Yudisium adalah penentuan nilai (lulus) ujian sarjana lengkap (di perguruan tinggi). Jadilah sarjana baru yang peka dan memiliki rasa percaya diri tinggi untuk menyongsong masa depan, bukan sarjana yang takut untuk keluar dari kampus. Jadilah sarjana yang senantiasa menyadari kemampuan yang dimiliki, sehingga betapapun kerasnya kompetisi di luar, yang akan Anda hadapi, yakinlah dan bangun rasa optimisme bahwa Anda pasti bisa. 

Bangun Optimisme

Dengan demikian, Anda menghindari rasa pesimistis karena itu akan membunuh semangat dan kreativitas Anda. Mulailah dari hal yang sederhana, sebagaimana orang bisa berkata-kata sekarang karena memang dimulai dengan mengeja huruf-huruf. Atau sebagaimana Anda menjadi seperti sekarang karena Anda pernah berproses dari dahulu kala. Anda pun demikian. Mulailah dengan prinsip coba dan gagal, dan hindari sikap putus asa. Jadilah sarjana yang unggul, berdidikasi memperjuangkan tercapainya merdeka belajar di setiap satuan pendidikan tempat Anda berlabuh memberikan dan mengabdi ilmu. Semoga Anda berhasil dan sukses. 

Sarjana Unggul

Selamat bergabung dalam jubelan kelompok  intelektual. Pekerjaan kemanusiaan sudah dan sedang menanti Anda. Jadilah sarjana yang unggul, berdidikasi memperjuangkan tercapainya merdeka belajar di setiap satuan pendidikan tempat Anda berlabuh memberikan dan mengabdi ilmu. Semoga Anda berhasil dan sukses.(*)

Sabtu, 13 Mei 2023

Sastra sebagai Sejarah Intelektual


Sastra adalah sejarah intelektual. Ia menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan, ia menuntun dengan pasti setiap langkah dan peristiwa dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sastra juga menjadi artefak dari pikiran manusia. Hanya manusia yang bisa menciptakan artefak untuk ditinggalkan kepada generasi muda melalui bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan berbagai bidang kehidupan manusia yang lain. 

Artefak Berkaitan dengan Pemikiran

Jadi, artefak tidak terbatas pada benda, melainkan berkaitan dengan pikiran dan pemikiran manusia. Pada perspektif yang lain tentang kehidupan manusia, sastra dipandang sebagai institusi atau lembaga yang faktual yang membuat hidup manusia itu akan semakin panjang. Dengan mengecap berbagai hasil genre sastra, manusia akan meresepsi sekian pesan untuk kehidupan dan masa depannya. Sebab, sastra berpihak pada humaniora yang bertujuan untuk memupuk rasa empati, toleransi, kepedulian sosial dan etis religius untuk membangun kemanusiaan dan kebudayaan agar masyarakat mampu berpikir mandiri. (*)

Rabu, 10 Mei 2023

Pendekatan Semiotik Sastra

 


Bahasa yang menjadi sistem tanda dalam karya sastra disebut sistem tanda tingkat pertama. Dalam ilmu semiotik sistem tanda tingkat pertama disebut meaning (arti). Arti tanda ditentukan berdasarkan konvensi masyarakat (sastra). Dengan demikian, muncullah arti baru yaitu arti sastra. Jadi, arti sastra itu merupakan arti dari arti (meaning of meaning). Untuk membedakannya dengan (arti bahasa), arti sastra itu disebut makna (significance).

Makna sajak tersebut bukan semata-mata arti bahasanya, melainkan arti bahasa dan suasana, perasaan, intensitas diri, arti tambahan (konotatif), daya liris, pengertian yang ditimbulkan tanda-tanda kebahasaan oleh konvensi sastra, misalnya tipografi, enjambement, sajak, baris sajak, ulangan dan lain-lain (Pradopo, 2005: 122).

Istilah semiotika dan semiologi sebetulnya merupakan dua konsep yang mempunyai acuan yang sama, yakni bahasa yang merupakan sistem tanda, di mana sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion, yang berarti tanda. Jadi, semiotika berarti ilmu yang mengkaji struktur dan proses tanda, (Larsen dalam Baryadi,2007:46). 

Peletak dasar kajian semiotik ini adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Saussure yang dikenal sebagai bapak ilmu bahasa modern mempergunakan istilah semiologi, sedangkan Peirce yang ahli filsafat itu memakai istilah semiotik. Saussure di Eropah mengusung model semiotik yang disebut semiotik struktural, sedangkan Peirce di Amerika mengusung model semiotik analitis. Urgensi semiologi ala Saussure dan semiotik ala Peirce akan dipaparkan di bawah ini.

Teori Semiotik Peirce

Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut tanda, jika ia mewakili sesuatu yang lain. Tanda (representamen) hendaknya mewakili sesuatu objek, acuan (designatum,denotatum) yang akhir-akhir ini disebut referent. Misalnya, anggukan kepala mewakili persetujuan, dan gelengan kepala mewakili ketidaksetujuan. Tanda menurut Peirce (Baryadi,2007:46)), harus memiliki tiga ciri. Pertama, tanda (representamen) menunjuk atau merepresentasikan sesuatu. Sesuatu itu disebut objek. Kedua, Tanda itu diinterpretasikan. Hasil interpretasi tanda itu disebut interpretan. Ketiga, sesuatu sebagai tanda karena ada yang mendasarinya (ground). Ground ini merupakan keseluruhan peraturan, perjanjian atau kebiasaan yang berlaku pada masyarakat bahasa tertentu. Inilah yang oleh Zoest disebut kode. Antara tanda dengan objek terdapat tiga jenis hubungan yang mendsarinya, yakni (1) ikon, (2) indeks, dan (3) simbol.

Ikon merupakan tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya. Misalnya, foto atau peta. Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukkan adanya hubungan dengan yang ditandai. Misalnya, asap adalah indeks dari api. Simbol berarti tanda di mana hubungan antara signifier dan signified semata-mata adalah masalah konvensi, kesepakatan atau peraturan (Zoest dalam Sobur,2002:126).

 Teori Semiotik Saussure

Semiotik Saussure menampilkan dua aspek, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau aspek material, yakni apa yang ditulis atau apa yang dibaca. Signified merupakan gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Saussure juga berpendapat bahwa bahasa sebagai tanda adalah kesan psikis yang bermuka dua, yaitu gambaran akustis atau bunyi dan konsep. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer, artinya tidak bermotivasi. Contoh, deretan kata bunga dalam bahasa Indonesia tidak memiliki kaitan atau hubungan apa pun dengan referennya yang disebut bunga secara realitas. Contoh ini, menyiratkan bahwa bahasa dipandang bersifat otonom. Bahasa adalah sistem yang lengkap di dalam dirinya (self-contained system). Bahasa tidak berkaitan dengan realitas yang diacunya, sehingga ikon dalam bahasa oleh Saussure dianggap sebagai penyimpangan (an anomaly). (Baryadi,2007:48).

Salah satu teori Saussure yang dipakai secara luas untuk pengkajian sastra yaitu konsep sintagmatik dan paradigmatik (Nurgiyantoro, 2002: 45). Dalam sebuah wacana terdapat kata-kata yang saling berhubungan dan berkesinambungan dan bersifat linieritas. Di pihak lain, ada sejumlah kata-kata yang mempunyai kesamaan berasosiasi dalam ingatan dan menjadi kekayaan individu dalam bentuk langue. Hubungan yang bersifat linier disebut hubungan sintagmatik atau hubungan konfigurasi, hubungan konstruksi, berupa bentuk atau susunan, dan hubungan asosiatif disebut hubungan paradigmatic atau hubungan makna dan pelambangan, hubungan asosiatif, pertautan makna antara unsur yang hadir dengan yang tidak hadir.

Hubungan linier tampak pada kehadiran kata, kalimat, alinea sampai akhirnya membentuk sebuah teks yang membentuk hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Kehadiran berbagai unsur dalam teks tersebut, maka hubungan ini disebut juga hubungan in praesentia (Nurgiyantoro, 2002: 45). Hubungan antara aspek formal, kata, dan kalimat tentulah mengandung makna. Hubungan antara aspek formal dan makna inilah yang disebut aspek asosiatif, karena makna merupakan sesuatu yang tersirat dan hanya dapat diasosiasikan (nota bene tidak dapat dilihat), maka hubungan ini sering disebut hubungan in absentia, Todorov (dalam Nurgiyantoro, 2002: 46)

DAFTAR RUJUKAN

Baryadi,Praptomo I.2007. Teori Ikon Bahasa: Salah Satu Pintu Masuk ke Dunia Semiotika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sobur,Alex.2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pradopo,Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro,Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

 

Selasa, 09 Mei 2023

Kohesi dan Koherensi dalam Wacana

 

Pembicaraan ini difokuskan pada unsur-unsur penting pembentuk sebuah teks. Unsur-unsur itu adalah kohesi dan koherensi. Sebuah teks, terutama teks tulis harus memiliki unsur pembentuk teks. Kohesi merupakan pertalian unsur dalam struktur sintaksis; unsur pembentuk teks, untuk dapat membedakan bahwa sebuah rangkaian kalimat dikatakan teks atau tidak.

(1)

Entahlah, tetapi yang pasti bahwa masyarakat yang menghuni Nusa Flobamora telah gerah dengan bau sengat korupsi. Korupsi, sebuah kata yang menunjuk pada perbuatan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri atau korporasi yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain, sekejap mata menjadi ramai diperbincangkan setelah pecah Era Reformasi, dan karena secara legal-yuridis merupakan perbuatan melawan hukum. Salah satu indikatornya adalah masyarakat Indonesia dan NTT belum terbebaskan dari belenggu-belenggu sosial dan semakin merajalelanya kebiasaan ‘makan’ uang atau korupsi di tangan para penguasa dan pemegang anggaran. Kemudian, mengapa perbuatan laknat terkutuk, tidak terpuji dan terlarang ini, terus saja mengular, merambah liar dan tumbuh sistemik pada bentangan Nusa Flobamora?

Beberapa Contoh

Untuk menghubungkan informasi antarkalimat di atas digunakan kata korupsi, salah satu, dan kemudian. Kata-kata tersebut menjadi pengikat ide atau penanda katon, atau pengikat formal. Istilah yang digunakan untuk pengikat formal ini disebut piranti kohesi (cohesion device).

(2)        A: Apa yang dilakukan si Ali?

            B:  Dia memukuli istrinya.

(3)        A: Apa yang dilakukan si Ali?

            B: Jahanam itu memukuli istrinya.

 Proposisi yang dinyatakan oleh A pada (2) berkaitan dengan proposisi yang dinyatakan B, yang diwujudkan dengan pemakaian proposisi dia yang merujuk ke si Ali. Pada (3) hubungan itu dinyatakan dalam frase jahanam itu yang dalam konteks normal merujuk pada hal yang sama, yakni si Ali. Hubungan tersebut juga dinyatakan dalam penggunaan verba yang sama, yakni dilakukan (2) dan memukul (3). Ini menandakan kesinambungan makna.

Namun, untuk membentuk sebuah wacana yang baik tidak hanya dengan kohesi, melainkan dengan memperhatikan faktor tekstual luar, kesesuaian antara teks, dan dunia nyata, serta pengetahuan tentang budaya turut membantu menciptakan koherensi teks. Untuk itu, dilengkapai dengan piranti koherensi (kepaduan hubungan maknawai antara bagian-bagian dalam wacana).

(4)

Bahasa adalah sine qua non bagi kebudayaan dan manusia. Lewat bahasa, manusia mengabstrakkan seluruh pengalaman empiris, rasional, dan spiritualnya secara konseptual, sistematis, dan terstruktur yang pada gilirannya mengantarkan lahirnya dunia simbolik yang melewati sekat-sekat ruang dan waktu. Lewat bahasa, manusia dapat menyampaikan dan menggambarkan pemikirannya dalam aneka wujud kebudayaan. Simbol-simbol bahasa memungkinkan kita berpikir, berrelasi dengan orang lain, dan memberi makna yang ditampilkan oleh alam semesta. Inilah mengapa bahasa selalu saja menarik untuk dikaji sepanjang masa peradaban manusia. Kajian-kajian tersebut berangkat dari perspektif masing-masing. Kaum strukturalisme, pragmatisme, posmodernisme, akan menggunakan cara pandang masing-masing yang mungkin saja berbeda dalam mengaji bahasa manusia.

 Wacana (4) kohesif, karena ada alat kohesi pengulangan, bahasa sampai beebrapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu (tidak koheren), sehingga paragraf tersebut jelek, sebab bagian-bagiannya tidak mempunyai kepaduan maknawi.

(5)

Peran ketiga, tentang keberadaan para elite politisi kita yang banyak omong tanpa dimulai dengan membaca. Beberapa bulan lalu, misalnya wakil rakyat kita di Manggarai Timur membantah dilabeli sebagai wakil rakyat yang malas membaca (PK,27 Juli 2012). Sama halnya di Ende, Kepala Kejaksaan Negeri Ende berharap agar wakil rakyat membaca dulu sebelum memberikan komentar agar tidak terjaddi salah penafsiran (PK,21 Agustus 2012). Ini artinya, lembaga-lembaga politik di daerah perlu ‘memperkaya’ diri dengan membaca karena mereka itulah yang menjadi ‘corong masyarakat’.

 Bagian pada wacana (5) mempunyai kaitan secara maknawi. Kalimat beberapa bulan lalu... merupakan rincian atau penjelasan dari kalimat peran...Jadi, kalimat pada wacana di atas padu.

 (6)        A: Angkat telepon itu, Ma!

            B: Aku sedang Mandi,Pa!

            A: Oke!

 Wacana (6) hubungan antarproposisi tetap ada, namun secara fisik tidak kita temukan hubungan gramatikal maupun semantik. Kalimat B dapat ditafsirkan sebagai bentuk pendek dari kalimat Aku sedang mandi, Pa! (Jadi, aku tidak dapat menrima telepon itu), sementara Oke! Yang diucapkan oleh A dapat ditafsirkan sebagai bentuk pendek dari kalimat Oke! Kalau begitu, biar aku saja yang menerimanya. Dengan demikian, ada wacana yang sekaligus kohesif dan koheren, dan ada pula yang koheren tetapi tidak kohesif, sehingga sebuah wacana tidak mungkin kohesif tanpa menjadi koheren.

 (7)        A: Siapa yang dipukul Ali?

            B: Ali memukul anak kecil itu.

Kalimat A dan B memunculkan hubungan gramatikal dan semantis, melalui penggunaan kata-kata dipukul dan memukul, Ali dan Ali, tetapi tidak koheren karena pertanyaan A tentang siapa tidak dijawab tuntas, yakni orang yang dipukul Ali. Dalam percakapan yang normal, B diharapkan untuk menjawab, misalnya Anak kecil itu dan bukan Ali memukul anak kecil itu.

 Kohesi (Alwi,2003:428) menyebutkan bahwa kohesi dapat dihubungkan melalui sebuah konjungtor, antara lain:

a.         pertentangan yang dinyatakan dengan konjungtor tetapi atau namun,

b.         pengutamaan yang dinyatakan dengan konjungtor malahan atau bahkan,

c.          perkecualian yang dinyatakan dengan konjungtor kecuali,

d.        konsesi yang dinyatakan dengan konjungtor walaupun atau meskipun,

e.         tujuan yang dinyatakan dengan konjungtor agar atau supaya(*)