Halaman

Jumat, 24 Maret 2023

Jadilah Sarjana yang Membawa Berkah bukan Kutukan

 


Saya mengutip pesan Albert Einstein, si Jenius, teoretikus besar bidang ilmu alam, kepada para mahasiswa California Institute Of Technology (1938). Pesan ini saya pandang relevan dengan peristiwa yudisium sarjana FKIP, kelompok anak muda, petualang intelektual berdarah segar yang dilantik hari ini.

“Saya merasa sangat bahagia melihat Anda semua di hadapan saya, sekumpulan orang muda yang sedang mekar yang telah memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Saya berhasrat untuk menyanyikan himne yang penuh puji, dengan refrain kemajuan pesat di bidang keilmuan yang telah kita capai, dan kemajuan yang lebih pesat lagi yang akan Anda bawakan. Sesungguhnya kita berada dalam kurun waktu dan tanah air keilmuan” (Suriasumantri, 1999).


Jadilah Sarjana yang Peka 

Jadilah sarjana baru yang peka dan memiliki rasa percaya diri tinggi untuk menyongsong masa depan, bukan sarjana yang takut untuk keluar dari kampus. Jadilah sarjana yang senantiasa menyadari kemampuan yang dimiliki, sehingga betapapun kerasnya kompetisi di luar, yang akan Anda hadapi, yakinlah dan bangun rasa optimisme bahwa Anda pasti bisa. Dengan demikian, Anda menghindari rasa pesimistis karena itu membunuh semangat dan kreativitas Anda. Mulailah dari hal yang sederhana, sebagaimana orang bisa berkata-kata sekarang karena memang dimulai dengan mengeja huruf-huruf. Atau sebagaimana Anda menjadi seperti sekarang karena Anda pernah berproses dari dahulu kala. Anda pun demikian. Mulailah dengan prinsip coba dan gagal, dan hindari sikap putus asa.

Saya kembali meneruskan pesan si Jenius, Albert Einstein, peraih nobel  untuk sumbangannya dalam bidang ilmu fisika, buat Anda yang akan terpencar ke segala penjuru, pelosok desa, dan sudut kota demi aplikasi pekerjaan kemanusiaan.

“Adalah tidak cukup bahwa kamu memahami ilmu agar pekerjaanmu akan meningkatkan berkah manusia. Perhatian kepada manusia itu sendiri dan nasibnya harus selalu merupakan minat utama dari semua ikhtiar teknis, perhatian kepada masalah besar yang tak kunjung terpecahkan dari pengaturan kerja dan pemerataan benda–agar buah ciptaan dari pemikiran kita akan merupakan berkah dan bukan kutukan terhadap kemanusiaan. Janganlah kau lupakan hal ini di tengah tumpukan diagram dan persamaan”. (Suriasumantri, 1999). (*)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar