Halaman

Kamis, 30 Maret 2023

Budaya Minta dan Budaya Pesta

 

Suatu situasi yang paradoks ketika memandang, melihat para kaum muda, termasuk kaum terpelajar terperangkap dalam budaya minta. Mau ke mana atau hendak melakukan sesuatu atau membuat apa masih minta uang dari orang tua atau kerabat. Tidak terkecuali sikap dan perilaku demikian dipraktikkan oleh para sarjana jebolan perguruan tinggi. Hampir saja mereka tidak punya kelincahan berkreativitas apalagi berinovasi sebagai manifestasi atas kerangka keilmuan yang telah diperoleh. Dalam perspektif positif, budaya minta secara hakiki mencerminkan solidaritas terhadap sesama sebab menanamkan rasa kesetiakawanan sosial. Namun, pada sisi yang lain, tentu sisi negatif, budaya minta telah menghadirkan, bahkan menciptakan mental malas, cari gampang, dan memperpanjang daftar pengangguran yang semakin meluas. Kita terus berharap agar budaya ini dari waktu ke waktu diminimalisir dengan tujuan agar manusia dan generasi kita tumbuh menjadi manusia mandiri dan otonom. Sikap berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) bukan berarti menciptakan egoisme, namun mengakarkan mental kuat dalam membangun diri dan bangsa.

Budaya Pesta


Pada kelompok orang-orang yang sudah berkeluarga di Flores, misalnya, kental sekali dengan nuansa pesta. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka selalu ditandai dengan pesta. Dari peristiwa kelahiran hingga peristiwa kematian, saat ajal menjemput. Fenomena ini semakin kental dalam masyarakat kita, dan jika ditelisik tentu punya manfaat positif maupun negatif. Solidaritas dan kebersamaan terus dipupuk sebab orang-orang berkumpul dan bersolidaritas bersama atas suatu peristiwa sosial tersebut. Namun, dalam perspektif yang lain pesta telah menimbulkan pesan negatif. Ambil contoh, untuk berobat atau memeriksakan kesehatan ke dokter, tidak ada uang, tetapi untuk membeli babi atau sapi demi suatu urusan yang sifatnya konsumtif, pasti ada uang. Apalagi pesta. Ada pesta pernikahan, pesta wisuda, pesta sambut baru, pesta sunat, dan lain sebagainya. Belum lagi untuk pesta urusan adat yang akhir-akhir ini juga dirasakan membebankan. Pesta merupakan bagian mengucap syukur, namun musti dipikirkan matang agar tidak menimbulkan pemborosan uang dan materi. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar